JAKARTA. Keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari Trans Pacific Partnership (TPP) mendapat sambutan positif dari pengusaha tekstil Indonesia. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai, keluarnya AS dari TPP akan membuka peluang ekspor tekstil lebih besar bagi Indonesia. Ade Sudrajat, Ketua Umum API bilang, jika AS keluar dari TPP, maka negara produsen tekstil yang telah bergabung dalam TPP tak lagi mendapatkan keringanan bea masuk ke Amerika Serikat. Alhasil, negara tersebut akan bersaing sejajar dengan Indonesia untuk masuk pasar AS. Selama ini, negara yang tergabung dalam TPP mendapat keringanan bea masuk tekstil ke AS hingga nol persen. Sementara, Indonesia yang tidak tergabung dalam TPP harus bayar bea masuk 10%. Jika AS keluar dari TPP, ekspor tekstil Indonesia ke AS akan naik 9% menjadi US$ 4,8 miliar, kata Ade kepada KONTAN, Minggu (29/1).
Industri tekstil panen pasca AS keluar dari TPP
JAKARTA. Keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari Trans Pacific Partnership (TPP) mendapat sambutan positif dari pengusaha tekstil Indonesia. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai, keluarnya AS dari TPP akan membuka peluang ekspor tekstil lebih besar bagi Indonesia. Ade Sudrajat, Ketua Umum API bilang, jika AS keluar dari TPP, maka negara produsen tekstil yang telah bergabung dalam TPP tak lagi mendapatkan keringanan bea masuk ke Amerika Serikat. Alhasil, negara tersebut akan bersaing sejajar dengan Indonesia untuk masuk pasar AS. Selama ini, negara yang tergabung dalam TPP mendapat keringanan bea masuk tekstil ke AS hingga nol persen. Sementara, Indonesia yang tidak tergabung dalam TPP harus bayar bea masuk 10%. Jika AS keluar dari TPP, ekspor tekstil Indonesia ke AS akan naik 9% menjadi US$ 4,8 miliar, kata Ade kepada KONTAN, Minggu (29/1).