KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri
fintech peer-to-peer (P2P)
lending terus berkembang dan melayani masyarakat yang
unbanked and underserved. Fintech memang memiliki profil risiko berbeda dengan segmen industri keuangan lain, misalnya multifinance dan bank. Menurut data statistik dari Otoritas Jasa Keuangan(OJK) per Januari 2023, tercatat ada 102 penyelenggara fintech, baik konvesional maupun syariah. Dari 102 penyelenggara fintech tersebut, beberapa fintech telah menyalurkan total pinjaman secara akumulasi (sejak berdiri) yang cukup besar hingga triliunan rupiah kepada pelaku usaha. Sebagai contoh, PT Investree Radhika Jaya atau Investree yang secara akumulasi hingga akhir Januari 2023 telah membukukan catatan total fasilitas pinjaman sebesar Rp 20,33 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan senilai Rp 12,88 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil 16,24% per tahun serta rata-rata TKB90 97,14%.
"Di tahun 2023 ini Investree akan berfokus pada pendapatan perusahaan agar profit dan menjaga kualitas aset," kata Adrian Gunadi, CO-Founder & CEO Investree kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Ada Dugaan Gagal Bayar TaniFund, OJK Beri Teguran Tertulis dan Pengawasan Intensif Ada juga, PT Modal Rakyat Indonesia yang secara akumulasi sejak berdiri telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 10,7 triliun. Marcel Limbong, National Sales Head Modal Rakyat menargetkan, hingga akhir tahun 2023, Modal Rakyat dapat menyalurkan pinjaman hingga Rp 15 triliun. Marcel menuturkan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan Modal Rakyat, seperti membangun
ecosystem partnership dengan beberapa
existing borrower dan
new business dengan skema Supply Chain Financing (SCF) di berbagai macam pelaku industri UMKM dan perusahaan rintisan atau
startup. Selain itu, lanjut Marcel, Modal Rakyat akan memperluas jangkauan pendanaan yaitu dengan memperluas wilayah non Jabodatabek seperti Surabaya, Bali, Semarang, Jogja, dan luar Pulau Jawa yaitu Makassar dan Kalimantan dengan skema SCF untuk para pelaku-pelaku usaha di wilayah tersebut.
Baca Juga: Yuk Raih Cuan Tinggi bagi Anda Investor Agresif Sementara itu, Chief Executive Officer KoinWorks, Benedicto Haryono mengatakan, sejak didirikan pada 2016, KoinWorks telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 15 triliun rupiah kepada para
borrowers. "Target penyaluran sepanjang 2023 ini diproyeksikan sebesar Rp 10 triliun," ujar dia. Benedicto menegaskan, KoinWorks terus memperkuat edukasi dan memperkuat relasi dengan para pengguna. Dengan begitu, lanjutnya, KoinWorks optimistis dapat terus meraih kepercayaan dari para pengguna, baik itu
lenders ritel, institusi, maupun
borrowers, sehingga dapat meningkatkan penyaluran dana dan meningkatkan
impact yang dihasilkan. "KoinWorks juga terus memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia untuk menjangkau lebih banyak pengguna. Selain itu, melalui KoinWorks NEO yang menyediakan fitur dan solusi pengembangan bisnis, KoinWorks ingin menjangkau lebih banyak pengusaha mikro," pungkasnya.
Baca Juga: BI Menahan Suku Bunga Acuan, Begini Arah Pergerakan Bunga Kredit Perbankan Adapun, CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikols Tambunan mengatakan, secara akumulasi sejak berdiri pada 2017 telah menyalurkan Rp 7 triliun lebih pinjaman. "Tahun 2023, kami menargetkan penyaluran sebesar Rp 6 triliun atau naik sekitar dua kali lipat dari tahun 2022," tutur dia. Ada beberapa strategi yang akan dilakukan Akseleran, antara lain dari sisi penyaluran pinjaman Akseleran akan menggapai lebih banyak
borrower dengan memperdalam kerja sama
supply chain financing, menambah jumlah
relationship manager untuk memperluas
network nasabah potensial, meningkatkan penetrasi produk
employee loan untuk turut menopang pertumbuhan pinjaman produktif. Sedangkan dari sisi
funding, Akseleran akan menggaet lebih banyak pemberi pinjaman dengan mempertahakan kualitas pinjaman dengan baik (target gross NPL untuk
cohort pinjaman yang disalurkan di 2023 tidak lebih dari 1%), meningkatkan kualitas pengalaman pengguna di aplikasi Akseleran, dan memperdalam kerja sama dengan
institutional lender.
Baca Juga: Daftar 102 Pinjol Legal dan Resmi OJK Terbaru 2023 dan Cara Mengeceknya Sementara itu, Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 41 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. "Kami tentunya mengharapkan pertumbuhan yang konsisten dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, kami tidak hanya fokus pada target angka, melainkan bagaimana kami bisa mengembangkan produk pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka," kata dia.
Di tahun 2023, Modalku akan lebih fokus untuk menjawab dan mengatasi tiga tantangan yang dialami oleh UMKM, seperti menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi UMKM. "Kami juga akan terus memperkuat bisnis dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan serta mengakselerasi akses pendanaan bagi UMKM yang masih
underserved," ujar Reynold. Untuk mencapai target yang
profitable, Reynold menegaskan Modalku akan terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis. Pengembangan tersebut dilakukan salah satunya melalui penguatan di lisensi bisnis, bijak dalam pengeluaran perusahaan, memperluas kolaborasi, meningkatkan reputasi brand di industri yang belum terjangkau Modalku, serta mengembangkan teknologi untuk mendukung strategi perusahaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati