KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menanggapi pernyataan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait Kawasan Berikat yang justru jadi salah satu pemicu lesunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Sebelumnya, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, industri TPT masih mengalami kontraksi hingga saat ini. Penyebab utama penurunan kinerja industri TPT adalah seretnya permintaan global yang dibarengi oleh maraknya peredaran produk TPT impor di pasar domestik. Kemenperin pun menyoroti banyaknya produk tekstil impor di kawasan berikat yang berorientasi ekspor, namun justru malah membanjiri pasar dalam negeri. “Ada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menyatakan bahwa produk ekspor yang tidak terserap pasar luar negeri, maka bisa dijual ke pasar domestik,” ujar Febri dalam acara rilis IKI September 2023 yang ditayangkan di Youtube Kemenperin, Jumat (29/9).
Industri TPT Masih Mengalami Kontraksi Hingga Saat Ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menanggapi pernyataan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait Kawasan Berikat yang justru jadi salah satu pemicu lesunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Sebelumnya, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, industri TPT masih mengalami kontraksi hingga saat ini. Penyebab utama penurunan kinerja industri TPT adalah seretnya permintaan global yang dibarengi oleh maraknya peredaran produk TPT impor di pasar domestik. Kemenperin pun menyoroti banyaknya produk tekstil impor di kawasan berikat yang berorientasi ekspor, namun justru malah membanjiri pasar dalam negeri. “Ada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menyatakan bahwa produk ekspor yang tidak terserap pasar luar negeri, maka bisa dijual ke pasar domestik,” ujar Febri dalam acara rilis IKI September 2023 yang ditayangkan di Youtube Kemenperin, Jumat (29/9).