JAKARTA. Industri ikan tuna nasional berencana untuk memperbesar pasarnya di dalam negeri. Sebelumnya, kalangan pelaku usaha di industri ini lebih suka melempar hasil produksinya ke pasar luar negeri. "Sekarang kami mencoba meningkatkan pangsa di pasar domestik," kata Sugeng Hardjono, Marketing National PT Aneka Tuna Indonesia di Jakarta, (8/10). Sugeng menjelaskan, sebelumnya perusahaan PMA asal Jepang yang dikelolanya itu, hanya mendistribusikan produk Tuna kalengan untuk pasar ekspor. Sedangkan pasar dalam negeri tidak menjadi prioritas pemasaran Aneka Tuna. Namun sejak tahun 2008, terjadi krisis global yang mengakibatkan anjloknya ekonomi dari negara maju termasuk Jepang yang menjadi salah negara tujuan ekspor tuna. Akibat melemahnya daya beli di negara tujuan ekspor itu, pasar ekspor Aneka Tuna tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti. Karena itu, untuk memasarkan produksi yang tidak terserap pasar ekspor, produk olahan yang diproduksi Aneka Tuna diarahkan ke pasar lokal. "Untuk itu, kami mengikuti berbagai pameran pengenalan brand produk," jelas Sugeng yang ditemui Kontan di pameran produk perikanan di JCC Senayan. Untuk diketahui, PT Aneka Tuna Indonesia mampu mengekspor tuna sebanyak 140 kontainer per bulan ke berbagai negara, terutama Jepang dan Uni Eropa. Sementara pasar dalam negeri yang sudah dirintis sejak tahun 2007 lalu baru bisa terserap 1%. "Pertumbuhan pasar dalam negeri kita saat ini masih di bawah 1% dari kapasitas produksi," katanya. Menurut Sugeng, jenis ikan tuna kesukaan masyarakat Indonesia adalah jenis skip jack atau ikan tuna cakalang yang harganya hanya Rp US$ 1.000 per ton. Sementara pasar di luar negeri paling gemar mengonsumsi ikan tuna jenis Albacore yang harganya mencapai US$ 2.000 per ton dan Yelow Fin yang harganya US$ 1300 per ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Industri Tuna Lokal Bidik Pasar Dalam Negeri
JAKARTA. Industri ikan tuna nasional berencana untuk memperbesar pasarnya di dalam negeri. Sebelumnya, kalangan pelaku usaha di industri ini lebih suka melempar hasil produksinya ke pasar luar negeri. "Sekarang kami mencoba meningkatkan pangsa di pasar domestik," kata Sugeng Hardjono, Marketing National PT Aneka Tuna Indonesia di Jakarta, (8/10). Sugeng menjelaskan, sebelumnya perusahaan PMA asal Jepang yang dikelolanya itu, hanya mendistribusikan produk Tuna kalengan untuk pasar ekspor. Sedangkan pasar dalam negeri tidak menjadi prioritas pemasaran Aneka Tuna. Namun sejak tahun 2008, terjadi krisis global yang mengakibatkan anjloknya ekonomi dari negara maju termasuk Jepang yang menjadi salah negara tujuan ekspor tuna. Akibat melemahnya daya beli di negara tujuan ekspor itu, pasar ekspor Aneka Tuna tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti. Karena itu, untuk memasarkan produksi yang tidak terserap pasar ekspor, produk olahan yang diproduksi Aneka Tuna diarahkan ke pasar lokal. "Untuk itu, kami mengikuti berbagai pameran pengenalan brand produk," jelas Sugeng yang ditemui Kontan di pameran produk perikanan di JCC Senayan. Untuk diketahui, PT Aneka Tuna Indonesia mampu mengekspor tuna sebanyak 140 kontainer per bulan ke berbagai negara, terutama Jepang dan Uni Eropa. Sementara pasar dalam negeri yang sudah dirintis sejak tahun 2007 lalu baru bisa terserap 1%. "Pertumbuhan pasar dalam negeri kita saat ini masih di bawah 1% dari kapasitas produksi," katanya. Menurut Sugeng, jenis ikan tuna kesukaan masyarakat Indonesia adalah jenis skip jack atau ikan tuna cakalang yang harganya hanya Rp US$ 1.000 per ton. Sementara pasar di luar negeri paling gemar mengonsumsi ikan tuna jenis Albacore yang harganya mencapai US$ 2.000 per ton dan Yelow Fin yang harganya US$ 1300 per ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News