Industri wisata mendongkrak penjualan bus



JAKARTA. Pertumbuhan industri pariwisata domestik turut mendongkrak pasar otomotif nasional. Indikasinya, Agen Pemegang Merek (APM) mulai berancang-ancang mengerek penjualan kendaraan komersial berpenumpang banyak, khususnya bus.

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), misalnya, baru saja merilis varian sasis bus medium pertama Isuzu NQR 71 pada awal Februari lalu.

Direktur Pemasaran Kendaraan Komersial Ringan (Light Commercial Vehicle) IAMI, Supranoto Tirtodiprodjo, menyebutkan selama sebulan, Isuzu mampu menjual sekitar 100 unit bus NQR 71. "Banyak perusahaan operator pariwisata tertarik menambah bus," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (14/3). Varian Isuzu NQR 71 ini juga dapat digunakan untuk perusahaan rental.


Supranoto menyatakan perkembangan pariwisata dan aktivitas berupa pertemuan, insentif, konvensi dan pameran (MICE) di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta, Bali dan Surabaya, turut mendukung permintaan kendaraan berpenumpang banyak. Selain itu, ada peralihan kebiasaan masyarakat dari menggunakan mobil pribadi ke layanan bus.

Isuzu menargetkan penjualan sasis bus sebanyak 1.200 unit tahun ini. Penjualan bus terbesar masih dari Jakarta, disusul Surabaya dan Bali. Agen Pemegang Merek yang lain, PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), juga optimistis dengan pasar sasis bus. Hino Motor menargetkan bisa menjual 1.500 unit hingga 1.600 unit sasis bus. Jumlah ini meningkat 7,14% dari total penjualan sasis bus di tahun lalu sekitar 1.400 unit bus.

Selama Februari 2013, Hino melego sebanyak 43 unit bus ringan (light bus), naik 72% dari Februari 2012 yang sebanyak 25 unit. Sedangkan di segmen medium bus, Hino berhasil menjual 215 unit, melonjak 225,76% dari periode sama tahun lalu yang sebanyak 66 unit.

Saat ini, Hino Motor memiliki lima varian sasis bus. Direktur Pemasaran HMSI, Santiko Wardoyo, menjelaskan penjualan Hino yang paling laris adalah sasis bus yang menggunakan mesin belakang, seperti tipe R 235 dan tipe R260. "Sasis ini paling diminati karena cocok untuk angkutan antarkota," kata dia. Sedangkan sasis bus dengan mesin depan seperti tipe FB 130 dan tipe A 215 cocok untuk angkutan dalam kota.

Menurut Santiko, meski penjualan bus hanya 7% dari total pasar mobil nasional, peluang pertumbuhan pasar bus tahun ini masih lapang. Sebab, permintaan bus bergantung pada perkembangan infrastruktur. "Saya rasa, tahun ini cukup positif melihat ada beberapa proyek tol yang dibangun dan mampu meningkatkan pertambahan bus," kata dia.

Tak mau ketinggalan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) juga ingin memperbesar penjualan sasis bus Mitsubishi. Hingga akhir tahun nanti, Krama Yudha memproyeksikan penjualan sasis bus Mitsubishi sebanyak 2.480 unit, atau meningkat 30,53% dari penjualan sasis tahun lalu yang sebanyak 1.900 unit.

Melda Wita, Public Relations Officer PT Krama Yudha Tiga Berlian, sasis bus Mitsubishi telah diproduksi di Indonesia. "Sasis bus ini merupakan sasis untuk kendaraan Colt Diesel (termasuk truk)," kata. Hingga saat ini, pasar penjualan bus Mitsubishi terbesar masih berasal dari Jakarta dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro