JAKARTA. Perusahaan energi terintegrasi, PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana untuk konsisten mengembangkan lini usaha pertambangan batubara. Salah satu caranya adalah dengan memacu produksi batubara di dua anak usaha, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) dan PT Santan Batubara (Santan).Di 2014, Grup Usaha yang didirikan Sudwikatmono ini membidik target produksi sebanyak 41 juta ton batubara. Jumlah itu naik tipis dari produksi batubara INDY di 2013 yang sebanyak 39,1 juta ton. Mayoritas target produksi batubara, yaitu sekitar 40 juta ton bakal dipenuhi Kideco. Sementara sisanya akan berasal dari Santan, anak usaha yang merupakan hasil patungan dengan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Keinginan INDY mendongkrak produksi tidak terlepas dari keyakinan atas masih menanjaknya permintaan batubara. "Permintaan itu kita yakin selalu bagus. apalagi market utama Kideco kan domestik, yaitu ke PLN," terang Azis Armand, Direktur INDY selepas paparan publik di Jakarta, Rabu (14/5). Kendati begitu, Azis bilang, INDY tetap menghadapi tantangan berat dalam hal harga jual rata-rata batubara alias Average Selling Price (ASP). Tahun lalu, ASP yang diraih Kideco tercatat US$ 57,2 per ton, turun 16,97% dibandingkan 2013 yang US$ 68,89 per ton. Pun demikian dengan ASP Santan yang turun 15,86% menjadi US$ 73,7 per ton, dibandingkan 2012 yang US$ 87,59 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
INDY bidik produksi batubara 41 juta ton di 2014
JAKARTA. Perusahaan energi terintegrasi, PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana untuk konsisten mengembangkan lini usaha pertambangan batubara. Salah satu caranya adalah dengan memacu produksi batubara di dua anak usaha, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) dan PT Santan Batubara (Santan).Di 2014, Grup Usaha yang didirikan Sudwikatmono ini membidik target produksi sebanyak 41 juta ton batubara. Jumlah itu naik tipis dari produksi batubara INDY di 2013 yang sebanyak 39,1 juta ton. Mayoritas target produksi batubara, yaitu sekitar 40 juta ton bakal dipenuhi Kideco. Sementara sisanya akan berasal dari Santan, anak usaha yang merupakan hasil patungan dengan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Keinginan INDY mendongkrak produksi tidak terlepas dari keyakinan atas masih menanjaknya permintaan batubara. "Permintaan itu kita yakin selalu bagus. apalagi market utama Kideco kan domestik, yaitu ke PLN," terang Azis Armand, Direktur INDY selepas paparan publik di Jakarta, Rabu (14/5). Kendati begitu, Azis bilang, INDY tetap menghadapi tantangan berat dalam hal harga jual rata-rata batubara alias Average Selling Price (ASP). Tahun lalu, ASP yang diraih Kideco tercatat US$ 57,2 per ton, turun 16,97% dibandingkan 2013 yang US$ 68,89 per ton. Pun demikian dengan ASP Santan yang turun 15,86% menjadi US$ 73,7 per ton, dibandingkan 2012 yang US$ 87,59 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News