INDY kembali mengulur tenggat refloat saham PTRO



JAKARTA. Rencana PT Indika Energy Tbk (INDY) menjual kembali 16,6% saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ke investor publik kembali molor. Manajemen INDY kini memperpanjang batas waktu refloat PTRO menjadi paling lambat minggu kedua Februari 2012. Dalam jadwal semula, pelepasan saham PTRO berlangsung selambat-lambatnya akhir Januari 2012.

INDY mengajukan permohonan perpanjangan masa refloat ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). "Kami telah mendapatkan izin dari Bapepam-LK pada 31 Januari 2012," tulis Corporate Secretary INDY, Dedy Happy Hardi, dalam keterbukaan informasi, Kamis (2/2). Tidak ada penjelasan resmi mengenai pengunduran jadwal refloat.

Berdasarkan catatan KONTAN, INDY telah mengajukan permohonan perpanjangan tenggat refloat untuk kedua kalinya. Manajemen menyodorkan permohonan pertama pada akhir Agustus 2011. INDY meminta perpanjangan batas waktu refloat hingga akhir Januari 2012.Dalam jadwal semula, refloat PTRO harus sudah berakhir pada 28 Agustus 2011.


Kala itu, Dedy Happy menjelaskan, penyebab pengunduran refloat adalah kemerosotan berbagai indeks di bursa saham global akibat situasi pasar yang tidak pasti. Kewajiban refloat bermula ketika INDY mengakuisisi 82,65 juta saham Petrosea, atau setara 81,95%, dari Clough International Singapore Pte Ltd pada Juli 2009.

Berdasarkan aturan Bapepam-LK tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, INDY harus mengambil sisa saham dari publik lewat penawaran tender alias tender offer. Selanjutnya, dalam tempo dua tahun mereka harus menambah kembali jumlah saham beredar (refloat) PTRO minimum 20%.

Refloat saham PTRO akan menjadi prioritas INDY. Semula PTRO akan memecah nilai nominal saham (stock split) sebelum refloat, dengan rasio 1:10. Tujuannya agar saham PTRO lebih murah ketika dijual kembali ke publik.

Sebagai informasi, per 2 Februari 2012, harga PTRO senilai Rp 45.000 per saham. INDY mengakuisisi PTRO senilai Rp 10.402 per saham.Kinerja PTRO pada kuartal ketiga tahun lalu tak mengecewakan. Di periode itu, perseroan mencatatkan pendapatan US$ 184,74 juta, tumbuh 35,93% dari pendapatan di periode yang sama 2010 senilai US$ 135,91 juta. Laba bersih PTRO di kuartal ketiga tahun lalu juga meningkat 13,74% menjadi US$ 33,03 juta.

Pertumbuhan PTRO turut mendongkrak kinerja sang induk. Per akhir kuartal ketiga tahun lalu, INDY mengantongi pendapatan Rp 3,53 triliun, naik 24,30% dari pendapatan di periode yang sama 2010.

INDY mencetak laba bersih senilai Rp 787,57 miliar. Angka itu lebih tinggi 1,32% daripada perolehan laba bersih di periode yang sama 2010.Sandy Baskoro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri