KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom melihat, inflasi pada akhir tahun 2021 tidak masuk ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi di tahun ini sebesar 1,71% yoy. Meski berada di bawah kisaran sasaran BI, inflasi pada tahun ini lebih tinggi daripada inflasi pada akhir Desember 2020 yang sebesar 1,68% yoy.
Inflasi di akhir tahun lalu juga didorong oleh inflasi bulan Desember 2021 yang sebesar 0,42% mom. Ini lebih tinggi dari inflasi November 2021 yang sebesar 0,37% mom, pun lebih tinggi dari Desember 2020 yang sebesar 0,45% mom. “Dominan karena pengaruh musiman peningkatan permintaan agregat di akhir tahun. Kenaikan harga bahan pangan seperti cabai, bawang, telur, daging juga mendorong inflasi,” ujar David kepada Kontan.co.id, Sabtu (1/1).
Baca Juga: Kemenko Perekonomian: Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Covid-19 Sudah Sesuai Jalur Senada dengan David, kepala ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan inflasi di akhir tahun 2021 sebesar 1,78% yoy, dengan inflasi bulan Desember 2021 sebesar 0,48% mom. Sedangkan kepala ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Rima Prama Artha memperkirakan, inflasi di akhir Desember 2021 sebesar 1,71% yoy, dengan inflasi Desember 2021 mencapai 0,51% mom. Sebenarnya, perkiraan para ekonom ini juga sejalan dengan perhitungan Gubernur BI Perry Warjiyo.
“Inflasi diperkirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasaran pada tahun 2021,” ujar Perry saat pembacaan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Desember 2021.
Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Tahun 2021 Berada di Bawah Kisaran Sasaran Namun, Perry optimistis inflasi pada tahun 2022 akan kembali masuk ke kisaran sasaran 3% plus minus 1% dengan komitmen BI dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat kooridnasi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi dalam kisaran sasaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi