Inflasi Agustus akan lebih dari 1%



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi bulan Agustus akan berada di atas 1%. Angka ini melonjak dari perkiraan sebelumnya yang diperkirakan bawah 1%.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo ketika ditemui di Gedung BI, hari ini (23/8). Dia memprediksi akan terjadi kenaikan pada inflasi 2013. Hal ini tercermin dari persetujuan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) dengan jumlah anggaran untuk belanja Pemerintah Pusat yang naik dari Rp 1.154,3 triliun menjadi Rp 1.196,8 triliun.

"Memperhatikan survei mingguan BI atas perkembangan harga dari yang tadinya ditargetkan dibawah 1%, sepertinya inflasi bisa di atas 1%. Ini nanti akan direspon oleh pemerintah," kata Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8).Selain itu, masih tingginya harga komoditas seperti harga daging sapi, daging ayam, bawang merah dan cabai merah, turut mengerek kenaikan inflasi.


Karena itu Agus meminta kepada Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Daerah untuk menjaga distribusi pangan dengan baik. Menurut Agus, BI terus memperhatikan dan mengoptimalisasi semua instrumen yang dimiliki, termasuk bauran kebijakan makro prudensial untuk bisa mengendalikan inflasi. Agus menyebutkan, pengendalian inflasi merupakan prioritas pemerintah. BI menargetkan inflasi Agustus secara year-on-year berada pada kisaran 8% sampai dengan 9%. "Kalau pada Agustus pengendalian inflasi belum terwujud, tentu kami akan merespon. Sebab pengendalian inflasi prioritas BI. Kami berharap inflasi Agustus di atas 1% tidak terjadi," ujar Agus. 

Lebih lanjut Agus menambahkan, sampai dengan akhir tahun, inflasi ditargetkan pada level 7,2%. Namun jika pemerintah menaikkan kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka perkiraan inflasi pada akhir tahun akan mencapai 8%. Meski angka inflasi pada Agustus diperkirakan akan meleset, namun Agus optimis inflasi pada September secara month-on-month bisa kembali normal. Agus juga memperkirakan inflasi September secara year-on-year dapat kembali normal di kisaran 4,5%. "Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah mengenai inflasi karena akan ada Idul Adha dan juga pada Desember mendatang diperkirakan tekanan inflasi tinggi. Kami akan koordinasi dengan sebaik-baiknya," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie