JAKARTA. Walau mendekati bulan puasa dan Lebaran, tingkat inflasi di bulan Agustus 2008 diperkirakan akan lebih rendah dibanding Juli 2008 yang sebesar 11,9% (YoY). Pengaruh musiman menjelang puasa yang biasanya diikuti dengan kenaikan harga bahan makanan pada tahun ini lebih terkendali. Itu terbukti dengan stabilnya harga beberapa bahan pokok seperti beras di harga Rp 4.750 (IR3), walaupun ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan seperti telur dan daging. Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prijambodo mengatakan bahwa pengaruh musiman menjelang bulan puasa lebih besar terasa dibanding efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 24 Mei 2008 lalu. "Faktor musiman menjelang puasa dan Lebaran akan lebih dominan pada Agustus dan September 2008, karena efek kenaikan harga BBM telah mereda. Besar kemungkinan inflasi di bulan Agustus 2008 (m to m) lebih kecil dibanding Juli 2008 (1,37%)," kata Bambang di Jakarta, Kamis (28/8). Selain faktor musiman, kenaikan harga elpiji dan biaya pendidikan juga akan ikut mendominasi. Pada bulan Juli 2008 terjadi inflasi 1,37% (m to m), sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-Juli) tercatat sebesar 8,85% dan inflasi year on year 11,9%. Kurs rupiah dibanding US$ yang cukup stabil di kisaran Rp 9.100-9.200 per dolar juga menjadi pertanda stabilnya tingkat inflasi. Namun, agar di bulan-bulan selanjutnya tingkat inflasi tidak kembali bergolak maka pemerintah harus menjamin kelancaran distribusi dan stok barang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inflasi Agustus Tak Kembali Menggigit
JAKARTA. Walau mendekati bulan puasa dan Lebaran, tingkat inflasi di bulan Agustus 2008 diperkirakan akan lebih rendah dibanding Juli 2008 yang sebesar 11,9% (YoY). Pengaruh musiman menjelang puasa yang biasanya diikuti dengan kenaikan harga bahan makanan pada tahun ini lebih terkendali. Itu terbukti dengan stabilnya harga beberapa bahan pokok seperti beras di harga Rp 4.750 (IR3), walaupun ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan seperti telur dan daging. Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prijambodo mengatakan bahwa pengaruh musiman menjelang bulan puasa lebih besar terasa dibanding efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 24 Mei 2008 lalu. "Faktor musiman menjelang puasa dan Lebaran akan lebih dominan pada Agustus dan September 2008, karena efek kenaikan harga BBM telah mereda. Besar kemungkinan inflasi di bulan Agustus 2008 (m to m) lebih kecil dibanding Juli 2008 (1,37%)," kata Bambang di Jakarta, Kamis (28/8). Selain faktor musiman, kenaikan harga elpiji dan biaya pendidikan juga akan ikut mendominasi. Pada bulan Juli 2008 terjadi inflasi 1,37% (m to m), sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-Juli) tercatat sebesar 8,85% dan inflasi year on year 11,9%. Kurs rupiah dibanding US$ yang cukup stabil di kisaran Rp 9.100-9.200 per dolar juga menjadi pertanda stabilnya tingkat inflasi. Namun, agar di bulan-bulan selanjutnya tingkat inflasi tidak kembali bergolak maka pemerintah harus menjamin kelancaran distribusi dan stok barang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News