JAKARTA. Laju inflasi yang telah mencapai 5,98% tidak mengusik Bank Indonesia. Bank sentral menganggap laju inflasi masih dalam batas aman.Kepala Biro Humas Bank Indonesia Diffi A. Johansyah menganggap, laju inflasi hingga November lalu ini masib dalam perhitungan Bank Indonesia. "Masih aman," kata Diffi, Kamis (2/11). Sebelumnya Bank Indonesia memprediksikan inflasi tahun ini dalam kisaran 5% plus minus 1.Namun, apakah Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 6,5%, Diffi belum bisa memperkirakan. Rencananya, Dewan Gubernur Bank Indonesia akan memutuskan besaran suku bunga acuan esok hari. Diffi menuturkan, acuan BI untuk mengerek BI rate berdasarkan laju inflasi ke depan. Selain inflasi, katanya, pertimbangan BI untuk mengerek atau tetap mempertahankan BI Rate pun dilihat dari faktor-faktor lainnya. "Kami melihat jumlah uang yang beredar. Rupiah masih terjaga jika masih di kisaran sekarang," katanya.Pengamat Ekonomi Eric Alexander Sugandi pun menilai, inflasi masih cukup aman saat ini. Sehingga, belum ada alasan bagi BI untuk mengerek BI Rate keluar dari level saat ini di 6,5%. Eric menduga, BI rate baru akan dinaikan pada akhir kuartal I 2011 sebesar 0,25 basis poin. Tapi, katanya, diakhir kuartal II pun BI Rate akan dinaikan kembali sehingga berada di kisaran 7%. Pasalnya, cukup banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan BI untuk mengerek BI Rate."Ada bebrapa alasan, diantaranya ini dikarenakan harga suku bunga global akan naik pada tahun depan, dan impact-nya ke ekspor-impor. Selain itu, kalau wacana pembatasan BBM Subsidi jadi diterpakan ini kan akan pengaruh ke inflasi, sehingga menyebabkan BI Rate perlu untuk dinaikan," ujarnya.Sedangkan Pengamat Ekonomi David Sumual menuturkan, BI Rate masih belum akan dinaikan hingga akhir tahun. "Nah, ini kan kebijakan Pemerintah, awal tahun itu kan dari mulainya pembatasan BBM, awal tahun ini ada pengaruhnya terhadap inflasi, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap BI Rate. Makanya, saat ini masih meraba-raba opsi Pemerintah yang akan diambil yang mana," jelasnya.Jadi, katanya, tahun 2011 nanti BI Rate baru kemungkinan akan dinaikan. "Kalau tadinya sebelum ada wacana pembatasan BBM BI rate baru akan dinaikan pada kuartal III-2011. Tapi, mungkin sudah lebih cepat dari itu (BI Rate dinaikan jadinya), karena ada rencana pembatasan BBM subsidi ini," terangnya.Tapi, katanya, seberapa besar kenaikannya sangat tergantung pada sinyal-sinyal tahun depan, dan kebijakan Pemerintah yang harus jelas dulu opsi mana yang akan diambil terkait pembatasan BBM ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inflasi aman, BI rate kemungkinan tak berubah
JAKARTA. Laju inflasi yang telah mencapai 5,98% tidak mengusik Bank Indonesia. Bank sentral menganggap laju inflasi masih dalam batas aman.Kepala Biro Humas Bank Indonesia Diffi A. Johansyah menganggap, laju inflasi hingga November lalu ini masib dalam perhitungan Bank Indonesia. "Masih aman," kata Diffi, Kamis (2/11). Sebelumnya Bank Indonesia memprediksikan inflasi tahun ini dalam kisaran 5% plus minus 1.Namun, apakah Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 6,5%, Diffi belum bisa memperkirakan. Rencananya, Dewan Gubernur Bank Indonesia akan memutuskan besaran suku bunga acuan esok hari. Diffi menuturkan, acuan BI untuk mengerek BI rate berdasarkan laju inflasi ke depan. Selain inflasi, katanya, pertimbangan BI untuk mengerek atau tetap mempertahankan BI Rate pun dilihat dari faktor-faktor lainnya. "Kami melihat jumlah uang yang beredar. Rupiah masih terjaga jika masih di kisaran sekarang," katanya.Pengamat Ekonomi Eric Alexander Sugandi pun menilai, inflasi masih cukup aman saat ini. Sehingga, belum ada alasan bagi BI untuk mengerek BI Rate keluar dari level saat ini di 6,5%. Eric menduga, BI rate baru akan dinaikan pada akhir kuartal I 2011 sebesar 0,25 basis poin. Tapi, katanya, diakhir kuartal II pun BI Rate akan dinaikan kembali sehingga berada di kisaran 7%. Pasalnya, cukup banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan BI untuk mengerek BI Rate."Ada bebrapa alasan, diantaranya ini dikarenakan harga suku bunga global akan naik pada tahun depan, dan impact-nya ke ekspor-impor. Selain itu, kalau wacana pembatasan BBM Subsidi jadi diterpakan ini kan akan pengaruh ke inflasi, sehingga menyebabkan BI Rate perlu untuk dinaikan," ujarnya.Sedangkan Pengamat Ekonomi David Sumual menuturkan, BI Rate masih belum akan dinaikan hingga akhir tahun. "Nah, ini kan kebijakan Pemerintah, awal tahun itu kan dari mulainya pembatasan BBM, awal tahun ini ada pengaruhnya terhadap inflasi, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap BI Rate. Makanya, saat ini masih meraba-raba opsi Pemerintah yang akan diambil yang mana," jelasnya.Jadi, katanya, tahun 2011 nanti BI Rate baru kemungkinan akan dinaikan. "Kalau tadinya sebelum ada wacana pembatasan BBM BI rate baru akan dinaikan pada kuartal III-2011. Tapi, mungkin sudah lebih cepat dari itu (BI Rate dinaikan jadinya), karena ada rencana pembatasan BBM subsidi ini," terangnya.Tapi, katanya, seberapa besar kenaikannya sangat tergantung pada sinyal-sinyal tahun depan, dan kebijakan Pemerintah yang harus jelas dulu opsi mana yang akan diambil terkait pembatasan BBM ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News