KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Inflasi Amerika Serikat (AS) mengendur. Di bulan April 2023, inflasi Negeri Paman Sam tercatat berada di bawah 5%. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 4,9% pada April 2023. Adapun di bulan sebelumnya, IHK tercatat 5%. Namun, secara bulanan, inflasi AS naik 0,4%, jika dibandingkan Maret 2023. Terakhir kali inflasi AS berada di bawah 5, yaitu pada Juni 2021.
Melansir Forbes, Kamis (11/5), angka IHK April hanya indikator terbaru yang menunjukkan inflasi AS sedang turun. Hal itu juga memungkinkan Federal Reserve atau The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Adapun Angka IHK April 2023 melanjutkan tren inflasi positif setelah inflasi IHK tahun ke tahun turun dari 6% pada Februari 2023 menjadi hanya 5% pada Maret 2023.
Baca Juga: Standard Chartered Prediksi Resesi Besar Tak Mungkin Terjadi di AS Inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, terpantau naik 0,4% secara bulanan dan 5,5% secara Year on Year (YoY) pada April 2023. Harga makanan secara Month to Month (MtM) naik 7,7%, jika dibandingkan tahun lalu. Harga energi naik 0,6% secara bulanan dan turun 5,1% selama 12 bulan terakhir. Harga mobil bekas naik 4,4% jika dibandingkan Maret 2023 dan turun 6,6% dibandingkan April 2022. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tercipta 253.000 lapangan pekerjaan baru pada April 2023. Angka itu melebihi ekspektasi ekonom sebesar 180.000 pekerjaan baru. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan upah AS naik 4,4% dari tahun ke tahun pada April 2023, sedangkan tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 50 tahun terakhir di 3,4%. Sementara itu, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS terlihat melambat menjadi hanya 1,1% di kuartal pertama 2023. Pada akhir April, Departemen Perdagangan AS melaporkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 4,6% pada Maret 2023, sedikit lebih lambat jika dibandingkan kenaikan 4,7% dari tahun ke tahun pada Februari 2023. Di sisi lain, The Fed mengisyaratkan bahwa mereka dapat menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang 13-14 Juni 2023. Angka CPI April 2023 kemungkinan besar menjadi faktor utama jeda kenaikan suku bunga the Fed akan terjadi pada Juni 2023. Menurut CME Group, pasar saat ini memperkirakan 80,4%, The Fed akan mempertahankan kisaran target suku bunga saat ini pada Juni 2023. Pasar juga memperkirakan 59,1% kemungkinan FOMC akan menurunkan suku bunga pada September 2023. Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga secara agresif untuk menurunkan inflasi sekaligus juga berusaha untuk tidak memicu resesi AS. Konsekuensinya, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman untuk perusahaan dan konsumen sehingga membebani aktivitas ekonomi. Namun, sampai saat ini para investor meyebut pasar tenaga kerja AS masih solid. Meskipun demikian, pendapatan S&P 500 turun 2,2% YoY pada kuartal pertama 2023. Wall Street pun khawatir ekonomi mungkin tidak dapat menerima lonjakan suku bunga dengan tenang.
Adapun Kepala Investasi Commonwealth Financial Network Brad McMillan mengatakan bahwa data ekonomi pada April 2023 secara umum berdampak positif bagi para investor. "Meskipun kami menghadapi risiko-risiko, dengan plafon utang yang berada di urutan teratas, hasil pada April menunjukkan prospek untuk sisa tahun ini tetap terlihat baik," kata McMillan. Selain kemungkinan adanya jeda kenaikan suku bunga, para investor juga akan memantau komentar the Fed mengenai pertumbuhan ekonomi pada pertemuan mendatang, yakni 13-14 Juni 2023.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Lagi, Didukung Data Inflasi AS yang Moderat Editor: Khomarul Hidayat