Inflasi AS Melandai, Harga Bitcoin Melesat Tembus US$ 24.000



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin pada Rabu (10/8) malam melesat, menembus level US$ 24.000, usai inflasi Amerika Serikat atau AS pada Juli melandai.

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin sempat menyentuh US$ 24.127,41, meski pada pukul 21.30 WIB melorot ke US$ 23.929 tapi naik 3,96% dalam 24 jam terakhir.

Sebelumnya, harga Bitcoin terjungkal ke zona US$ 22.000, setelah 4 hari berturut-turut ada di level US$ 23.000 bahkan sempat menembus US$ 24.000.


Mengutip CoinDesk, investor tampaknya menunggu rilis rilis Indeks Harga Konsumen (ICP) alias inflasi AS bulan Juli pada Rabu (10/8).

Baca Juga: Investor Tunggu Inflasi AS, Harga Bitcoin Terjungkal ke Bawah US$ 23.000

Analis memperkirakan, CPI turun ke 8,7% yang masih lumayan tinggi setelah mencapai rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir di 9,1% pada Juni lalu, menunjukkan untuk sementara inflasi melambat.

Dan, pada Rabu (10/8), Departemen Tenaga Kerja AS merilis inflasi Juli 2022 berada di level 8,5%.

Tapi, tetap cukup menjadi masalah bagi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan menyetujui kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga berturut-turut pada bulan depan.

Baca Juga: Harga Mata Uang Kripto Makin Hijau, Bitcoin Naik Lebih dari 5%

"Anda telah melihat sedikit stabilitas dalam beberapa aksi harga, sedikit reli dari beberapa posisi terendah baru-baru ini," kata Don Kaufman, Pendiri TheoTrade, dalam acara All About Bitcoin CoinDesk TV.

Namun, Kaufman juga menyoroti penurunan volatilitas tersirat, pertanda buruk untuk harga Bitcoin dalam jangka pendek.

"Meskipun ada sedikit pemisahan antara Nasdaq dan pasar kripto, ironi yang menarik dari hal itu adalah bahwa itu akan muncul kembali, dan katalis yang memicu itu? Mungkin CPI," ujar dia.

Editor: S.S. Kurniawan