KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin makin jatuh. Inflasi AS yang mendaki tinggi pada Juni 2021 tidak mendorong harga kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia ini. Padahal, banyak investor aset digital yang memandang mata uang kripto utama, seperti Bitcoin, sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Inflasi AS pada Juni 2021 merupakan yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu (14/7) pukul 14.51 WIB ada di US$ 31.991,78 atau turun 3,53% dari posisi 24 jam sebelumnya.
“Menarik karena inflasi indeks harga konsumen AS telah naik, dari 1,4% pada Januari menjadi 5,4% pada Juni, dan Bitcoin pada dasarnya telah terpangkas setengahnya,” kata Liz Ann Sonders, Chief Investment Strategist Charles Schwab, seperti dikutip CoinDesk. Baca Juga: Pasar memerah, harga mata uang kripto utama bertumbangan Harga Bitcoin yang jatuh ke kisaran US$ 31.900 tinggal separuh dari level tertinggi sepanjang masa di dekat US$ 65.000 pada April lalu. Tapi, reaksi pasar Bitcoin terhadap inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan juga mungkin mencerminkan sifat pasar keuangan yang kacau balau. "Laporan inflasi yang tinggi membuat beberapa investor ketakutan karena tumbuh ekspektasi bahwa The Fed (bank sentral AS) harus mengakui inflasi yang lebih tinggi akan bertahan," ujar Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda. “Kejutan inflasi ini mungkin bukan katalis yang cukup kuat untuk menembus kisaran perdagangan Bitcoin baru-baru ini,” imbuh dia dalam catatan harian, seperti dilansir CoinDesk. Baca Juga: Apple investasi besar-besaran dalam Bitcoin hingga US$ 2 miliar?