KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah menguat dalam empat hari perdagangan terakhir hingga Rabu (12/4). Pergerakan rupiah selanjutnya akan terpengaruh rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Rabu (12/4) rupiah spot ditutup menguat tipis 0,04% pada level Rp 14.880 per dolar AS. Sedangkan, rupiah jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,15% ke level Rp 14.866 per dolar AS. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pergerakan nilai tukar rupiah diperdagangkan mendatar
(sideways) pada hari ini. Sementara, dolar AS cenderung melemah terhadap sebagian besar mata uang G-10.
"Pelemahan dolar AS karena para pelaku pasar menantikan rilis data inflasi AS yang menentukan potensi bagi The Fed untuk melanjutkan pengetatan kebijakannya," ucap Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (12/4). Inflasi AS bulan Maret 2023 naik 0,1% secara bulanan dibanding bulan sebelumnya 0,4%. Penurunan harga bensin hingga 4,6% tak mampu membawa inflasi turun lebih jauh. Pasalnya, kenaikan biaya sewa lebih tinggi. Secara tahunan inflasi harga konsumen mencapai 5%, terendah sejak Mei 2021. Laju inflasi AS mengecil jika dibandingkan dengan bulan Februari yang mencapai 6% secara tahunan. Baca Juga:
Rupiah Jisdor Menguat 0,15% ke Rp 14.866 Per Dolar AS Pada Rabu (12/4) Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis notulensi rapat FOMC bulan Maret yang juga berpotensi mempengaruhi pergerakan mata uang Asia pada perdagangan besok. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya. Pelaku pasar menunggu rilis data inflasi AS terbaru yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve di masa depan. Persepsi umum menunjukkan bahwa Fed memiliki satu kenaikan lagi sebesar 25 basis poin tersisa dalam siklus kenaikan suku bunga di bulan Mei. The Fed diprediksikan mulai memangkas suku bunga di akhir tahun. Rilis risalah dari pertemuan Fed terakhir juga tak kalah menarik, yang dapat mengungkap pemikiran para pembuat kebijakan saat mereka menaikkan suku bunga sebesar 25 bps bulan lalu di tengah krisis perbankan.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Melemah, GBP dan EUR Bisa Jadi Pilihan Investasi Sementara, dari domestik, kinerja penjualan eceran diyakini meningkat pada bulan Maret 2023, baik secara bulanan maupun tahunan. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2023 yang sebesar 215,2 atau naik dari posisi di bulan Februari 2023 yang hanya 201,2. Sedangkan peningkatan penjualan eceran terjadi pada seluruh kelompok. Terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh 7,2% secara bulanan (MoM). Selain itu, ada juga peningkatan kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar 4,1% MoM dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,5% MoM. "Peningkatan penjualan kelompok-kelompok tersebut seiring dengan periode Ramadan pada tahun ini," tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (12/4).
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Dibuka Melemah Tipis ke Rp 14.879 Per Dolar AS pada Hari Ini (12/4) Josua menyebutkan, jika rilis data inflasi sesuai ekspektasi yaitu menunjukkan tren melandai, serta notulensi rapat FOMC cenderung less
hawkish, maka USD/IDR diperkirakan akan berkisar Rp 14.825 per dolar AS-Rp 14.925 per dolar AS pada perdagangan Kamis (13/4). Sedangkan, Ibrahim memperkirakan mata rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tetapi ditutup menguat di rentang Rp 14.840 per dolar AS-Rp. 14.890 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati