KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada dalam tekanan di awal pekan depan. Pergerakan rupiah pada Senin (14/2) akan dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, salah satu sentimen yang masih akan memengaruhi rupiah adalah data inflasi AS. Seperti diketahui, inflasi AS pada bulan Januari 2022 mencapai 7,5% atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Menurutnya, kenaikan inflasi AS tersebut mendorong ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang akan lebih agresif dalam rangka menekan laju inflasi yang tinggi tersebut. Hal ini mendorong kenaikan yield US Treasury hingga ke level 2%.
Inflasi AS yang Tinggi Diproyeksi Kembali Menyeret Rupiah Pada Senin (14/2)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada dalam tekanan di awal pekan depan. Pergerakan rupiah pada Senin (14/2) akan dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, salah satu sentimen yang masih akan memengaruhi rupiah adalah data inflasi AS. Seperti diketahui, inflasi AS pada bulan Januari 2022 mencapai 7,5% atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Menurutnya, kenaikan inflasi AS tersebut mendorong ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang akan lebih agresif dalam rangka menekan laju inflasi yang tinggi tersebut. Hal ini mendorong kenaikan yield US Treasury hingga ke level 2%.