Inflasi bisa mengangkat rupiah



JAKARTA. Pasangan mata uang garuda dengan dollar Amerika Serikat (AS) tidak bergerak dari level akhir pekan lalu. Kurs tengah Bank Indonesia (BI), Senin (30/4), senilai Rp 9.190 per dollar AS. Ini merupakan hari ketiga kurs tidak bergerak. Di pasar spot, nilai tukar dollar AS melemah tipis 0,01%, menjadi Rp 9.189. Para analis menduga, hari ini pergerakan nilai tukar cenderung mendatar.

Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi, memperkirakan tekanan rupiah di hari ini (1/5) cenderung berkurang. Apalagi hari ini pengumuman data tingkat inflasi year on year. "Inflasi di level 4,46% sehingga masih sejalan dengan ekspektasi pasar pada kisaran di atas 4,5%," proyeksi dia. Tekanan rupiah bisa berkurang jika lelang SUN dengan target Rp 6 triliun pada Rabu ini laris manis.

Dealer Forex BRI, Putu Andy Wijaya, melihat pelaku pasar masih menunggu kepastian pemerintah terhadap wacana bahan bakar minyak (BBM). Putu memperkirakan rupiah berpeluang menguat. "Saya memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada Rp 9.180 - Rp 9.195," prediksi dia. Sedangkan Veni memperkirakan nilai tukar dollar AS akan berada di kisaran Rp 9.178 hingga Rp 9.198.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri