Inflasi bisa tembus 8% pada Agustus 2013



JAKARTA. Dampak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 22 Juni silam mulai terasa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Juni sebesar 1,03%, sehingga inflasi sepanjang Januariā€“Juni 2013 sebesar 3,35% dan setahun terakhir atawa year on year sebesar 5,9%

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang telah mengakibatkan naiknya tarif angkutan dalam kota. Hal ini menjadi salah pemicu utama yang menjadi pendongkrak inflasi di bulan Juni 2013.

Selain itu juga kenaikan harga bahan makanan masih menjadi salah satu faktor utama lainnya dan memberi andil terhadap inflasi. "Kelompok pengeluaran untuk transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberi andil 0,57% dari inflasi 1,3%," ujar Suryamin, Senin (1/7) (lihat tabel).


Berdasarkan catatan BPS kenaikan harga bahan makanan memberi andil sebesar 0,3%. Kelompok pengeluaran yang memberi andil adalah harga makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12%. Selain itu pengeluaran masyarakat untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05%. Lalu kebutuhan sandang -0,02%, dan kesehatan andilnya 0,01%.

Suryamin menyebut dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi Juni 2013 belum besar. Maklum kebijakan kenaikan harga BBM baru dilakukan di tanggal 22 Juni atau se sehingga dampaknya tidak terlalu besar terhadap perkembangan harga di bulan Juni.Menembus 8%

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo memperkirakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan mulai terasa pada Juli dan Agustus 2013. Sebab pada Juli kebutuhan masyarakat untuk membeli BBM pastikan meningkat, penggunaan alat transportasi untuk mudik Lebaran dan liburan juga menanjak. "Bulan Juli mudah-mudahan berada di bawah 1,5% tapi bisa saja mencapai 2%," katanya.

Sedangkan Agustus penyumbang inflasi adalah kenaikan harga pakaian. Sasmito berharap Agustus inflasi lebih rendah dari Juni.

Asisten Gubernur BI Hendar juga khawatir dengan dampak lanjutan atawa second round effect kenaikan harga BBM. Meski tak menyebut berapa persen dampaknya, ia bilang pemerintah perlu mengerem lonjakan tarif transportasi, dan menjamin suplai barang.

Ekonom Universitas Ma Chung, Doddy Arifianto menilai sulit bagi Pemerintah untuk menjaga target inflasi berada di angka 7,2%. Bahkan menurutnya inflasi di tahun 2013 bisa mencapai 8,1%. Ia beralasan saat ini saja sepanjang tahun inflasi sudah berada di angka 5,9%.

Nah jika ditambah inflasi bulan Juli dan Agustus saja yang diperkirakan akan berada di angka 3%, maka inflasi bisa menembus 8,9%. Kepala Ekonom BII Juniman memprediksi inflasi Juli jauh lebih tinggi karena ada puasa dan masuk sekolah. Jika inflasi tahunan pada Juli sudah tembus 7% Ia memprediksi BI rate akan naik.

Meski ekonom terlihat pesimistis, Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut angka inflasi Juni sesuai dengan prediksi pemerintah. Ia masih optimistis inflasi 2013 tidak akan melebihi target yang telah ditetapkan pemerintah yakni 7,2%. Kini masyarakat menunggu harga barang sudah berhenti naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari