Inflasi Bulan September Diprediksi 1,14%, Inflasi Tahunan Mendekati 6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan akan meningkat atau inflasi pada bulan September 2022. Sebelumnya, di bulan Agustus 2022 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan harga (deflasi) sebesar 0,21%.

MNC Sekuritas memperkirakan, inflasi pada bulan September 2022 sebesar 1,14% atau secara tahunan inflasi akan mencapai 5,94%.

Ekonom MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menyebutkan, inflasi pada bulan September 2022 akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022.


“Inflasi karena ada kenaikan harga BBM bersubsidi yang sampai 30%,” jelas Tirta kepada Kontan.co.id, Minggu (2/10).

Baca Juga: Inflasi September Diramal Meroket, Ekonom: Pemerintah Perlu Jaga Kebutuhan Pangan

Seperti kita ketahui, pemerintah menaikkan harga Pertalite sebesar 30,72% menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar bersubsidi juga naik 32,04% menjadi Rp 6.800 per liter dan harga Pertamax naik 16,00% menjadi Rp 14.500 per liter.

Ke depan, Tirta melihat ada peluang tingkat inflasi tahunan masih bergerak naik. Menurut perkiraannya, inflasi akhir tahun 2022 bisa mencapai 6,12% hingga 6,5%. Inflasi ini dipicu oleh adanya momen liburan di akhir tahun, yang juga merupakan pola musiman.

“Benar ada dampak momen Natal dan Tahun Baru yang nanti akan dirasakan di sektor transportasi serta sektor makanan dan minuman juga akan terlihat dampaknya,” tambah Tirta.

Untuk meredam inflasi, baik otoritas moneter dan otoritas fiskal telah bahu membahu dengan berbagai cara. Dari Bank Indonesia (BI), BI telah menyerap likuiditas lewat peningkatan giro wajib minimum (GWM) dan juga peningkatan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) hingga September 2022.

Nah, ada cara lain lagi untuk meredam inflasi, yaitu dengan memastikan kelancaran pasokan barang di tiap daerah, terutama komoditas pangan yang memberi andil besar pada inflasi umum.

Tirta juga mengingatkan, menjaga tingkat inflasi tidak hanya akan menjaga pergerakan harga. Namun, ini akan bermuara pada terjaganya pertumbuhan ekonomi. Apalagi, di tengah gejolak yang dialami dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan progres.

“Indikatornya banyak. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik, pertumbuhan kredit lebih tinggi dari dana pihak ketiga (DPK), serta industri manufaktur masih terus dalam zona ekspansif,” kata Tirta.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Inflasi Bulan September 2022 Diprediksi Sebesar 1,15%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat