Inflasi China mereda ke level terendah 5 tahun



BEIJING. Tingkat inflasi China mengalami perlambatan pertumbuhan terendah dalam lima tahun pada Januari.

Data yang dirilis Pemerintah China menunjukkan, indeks harga konsumen naik 0,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut juga di bawah konsensus Reuters dengan prediksi kenaikan 1%. Sekadar perbandingan, indeks harga konsumen China pada Desember lalu mencapai 1,5%.

Tentunya, hal ini menandakan pertumbuhan terendah sejak November 2009 lalu, di mana pada waktu itu China ikut terkena dampak krisis finansial global. Pada saat itu, indeks harga konsumen China hanya naik 0,6%.


Sementara itu, indeks harga secara keseluruhan, turun untuk 35 bulan berturut-turut. Adapun indeks harga produsen turun 4,3%, lebih buruk dari prediksi analis sebesar 3,8% dan penurunan bulan Desember lalu sebesar 3,3%.

Kondisi ini semakin menambah kecemasan mengenai melemahnya tingkat permintaan domestik dan kian menekan pemerintah setempat agar segera menggelontorkan stimulus yang lebih besar.

Memang, perekonomian China tengah menghadapi tumbuhnya risiko deflasi di tengah perlambatan pasar properti, menurunnya sektor manufaktur, dan jatuhnya harga minyak.

"Data inflasi China kali ini merupakan kabar buruk bagi ekonomi karena hal itu menggarisbawahi terjadinya deflasi yang menekan ekonomi China," jelas Chi Lo, Senior Economist of Greater China BNP Paribas Investment Partners.

Dia menambahkan, dari perspektif investasi, hal ini tidak terlalu buruk karena terjadinya deflasi menekan People's Bank of China dan Pemerintah Beijing untuk tetap melakukan pelonggaran kebijakan yang berati sangat baik bagi harga aset-aset ke depannya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie