Inflasi dan BI rate bayangi peringkat SUN



JAKARTA. Indonesia harus bersabar untuk bisa masuk ke kategori layak investasi atawa investment grade. Moody's Investor Service belum tentu menaikkan peringkat surat utang Indonesia tahun depan.

Vice President Senior Analyst Moody's Sovereign Risk Unit Singapura Aninda Mitra menilai, untuk mendapatkan kenaikan peringkat surat utang, suatu negara harus menjaga stabilitas politik dan ekonomi, terutama di sisi kebijakan moneter dan fiskal. "Saya tidak yakin tentang kenaikan peringkat surat utang Indonesia. Itu tergantung dari kebijakan moneter dan politik yang akan dilakukan Indonesia," ungkap Mitra di Jakarta, Jumat (21/1).

Mitra menyebutkan, pemerintah bisa menentukan sendiri kebijakan yang cocok untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri. Tapi, dia menyebutkan ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan untuk menjaga stabilitas.


Salah satu kebijakan krusial yang disebut Mitra adalah kebijakan terkait inflasi. Selain itu, pemerintah juga perlu membuat kebijakan untuk mengendalikan angka pengangguran. Moody's juga melihat pemerintah perlu membuat regulasi untuk menanggulangi arus dana asing yang keluar atawa capital outflow.

SUN terus anjlok

Moody's menilai, saat ini masalah laju inflasi yang kencang masih membayangi peluang kenaikan peringkat surat utang Indonesia. Selama ini, inflasi dalam negeri masih didorong konsumsi bahan makanan yang menyebabkan angka inflasi sepanjang tahun lalu menjadi 6,96%.

Nilai tersebut telah melebihi target inflasi Bank Indonesia (BI) di level 4% plus minus 1%. Tapi, bank sentral belum mau menaikkan suku bunga acuan dengan alasan inflasi inti masih di bawah ketentuan BI, yakni di bawah 5%.

Padahal, gara-gara kekhawatiran soal inflasi yang tinggi dan BI rate yang tidak naik, harga surat utang Pemerintah Indonesia jadi anjlok. Indeks Surat Utang Negara terus terjun bebas.

Kemarin indeks SUN yang disusun Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) kembali terpuruk ke rekor terendah baru. Indeks obligasi pemerintah ini menyentuh level 95,31. Artinya indeks SUN ini sudah rontok 10,13% sejak awal tahun.

Ekonom Citibank Johanna Chua menuturkan, tingginya inflasi serta tingkat BI rate sekarang memang menjadi perhatian utama pelaku pasar. Bahkan, beberapa bulan ke depan, isu inflasi masih menjadi acuan pelaku pasar untuk berinvestasi. "Saya pikir BI baru akan memberi sinyal kenaikan BI rate di Maret 2011," sebut dia.

Moody's pun berharap pemerintah segera bersikap. "Kami tunggu komitmen pemerintah soal inflasi dan bunga acuannya," papar Mitra.

Mitra juga menilai keinginan pemerintah membentuk Bonds Stabilization Fund (BSF) bisa membantu menaikkan peringkat surat utangnya. Dengan cara itu, jika asing yang selama ini menguasai 30% SUN tiba-tiba melepas kepemilikan, asuransi, dana pensiun, dan perbankan pelat merah bisa menyerapnya. "Asuransi dan dana pensiun bisa menyerap 25%, sementara perbankan bisa mencapai 45%," papar Mitra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: