Inflasi di Hongkong Semakin Memburuk



HONGKONG. Sepertinya, dampak perlambatan perekonomian global ikut memukul perekonomian Hongkong. Menurut Chief Executive Hongkong Special Administrative Region (HKSAR) Donald Tsang, tingkat inflasi Hongkong akan terus memburuk dan kota tersebut harus menghadapi pertumbuhan ekonomi yang semakin melempem. 

“Tren tingkat inflasi yang semakin menggila sepertinya akan terus berlanjut. Kami tidak pernah melihat angka inflasi yang mencapai level tertingginya seperti sekarang ini. Situasi ini akan terus berlanjut hingga musim gugur tahun depan,” kata Tsang, kemarin sore.

Inflasi Hongkong terus meningkat mencapai 6,3% pada bulan Juli lalu. Angka tersebut naik tiga kali lipat dari tingkat inflasi 2007 lalu yang hanya mencapai level 2%. Hal itu sebagian disebabkan adanya kebijakan Hongkong untuk memberlakukan nilai tukar tetap dolar Hongkong terhadap mata uang dolar AS. Ini yang kemudian menyebabkan pembengkakan atas biaya impor. Alhasil, tingkat inflasi pun semakin tinggi.


Akhirnya, pemerintah Hongkong mengeluarkan beberapa kebijakan baru untuk membantu warganya yang kesulitan karena tingginya harga. Di antaranya dengan memangkas pajak, menyalurkan dana bantuan pangan dan memberikan subsidi listrik. Pemerintah Hongkong sendiri memperkirakan, tingkat inflasi hingga akhir tahun 2008 ini bakal mencapai 4,2%.

Tidak hanya itu, pelemahan perekonomian di AS, Eropa, dan Jepang juga akan berpengaruh pada perekonomian Hongkong. Pasalnya, lanjut Tsang, perekonomian Hongkong masih tergantung terhadap perdagangan luar negeri dan jasa layanan keuangan yang berhubungan langsung dengan ke tiga negara tersebut. 

“Perekonomian Hongkong tidak akan mengalami pertumbuhan sebaik dulu. Pada saat perekonomian melambat, hal itu akan berdampak pada tingkat pengangguran, yang juga merupakan tantangan besar bagi kami,” jelasnya. Tsang juga menyatakan akan lebih fokus pada isu ini pada pertemuan rutinan tentang kebijakan negara tersebut pada bulan depan.

Perekonomian Hongkong tumbuh 4,2% pada kuartal II dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, pertumbuhan itu merupakan yang terlambat dalam lima tahun terakhir seiring dengan turunnya nilai ekspor dan konsumsi domestik. Pemerintah Hongkong memperkirakan, pertumbuhan akan terus melemah dengan kisaran angka 4-5% tahun ini dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 6,4%.

Bloomberg, Reuters

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie