Inflasi Diproyeksi Capai 2,93% pada Juni 2024, Tersengat Libur Sekolah dan Idul Adha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memproyeksikan inflasi pada Juni 2024 mencapai 2,93% secara tahunan (YoY), sedikit lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Mei 2024 sebesar 2,84% yoy.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh inflasi inti sejalan dengan efek libur sekolah tengah tahun, kemudian masih tingginya harga emas, dan Idul Adha.

"Meski meningkat, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali meski berpotensi sedikit meningkat di akhir musim panen, sementara administered price diprakirakan relatif stabil," kata Banjaran kepada Kontan, Senin (3/6).


Baca Juga: Kinerja Instrumen Obligasi Paling Unggul Sepanjang Mei 2024

Selain itu, Banjaran juga memperkirakan inflasi hingga akhir tahun tetap terjaga di kisaran tengah target sebesar 2,5% yoy, dengan beberapa risiko. "Seperti imported inflation seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang perlu diwaspadai," ucapnya.

Sebagai informasi tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% secara bulanan month on month (MoM). 

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024.

Baca Juga: Simpanan DPK Valas di Sejumlah Perbankan Meningkat

Amalia menyampaikan inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 2,84% pada Mei 2024 secara tahunan. Sedangkan, inflasi tahun kalender (Mei 2024 terhadap Desember 2023) tercatat sebesar 1,16%.

"Deflasi bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi pertama setelah deflasi terakhir kali terjadi di bulan Agustus 2023," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli