Inflasi Eropa Bulan Februari Mencapai 8,5%



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Inflasi 20 negara di kawasan Eropa pada bulan Februari turun menjadi 8,5% dari 8,6% pada bulan sebelumnya, menurut data Eurostat seperti dilansir Reuters, Kamis (2/3).

Namun, penurunan ini lebih rendah dari yang diperkirakan sehingga memperkuat perkiraan Bank Sentral Eropa masih akan terus meniakkan suku bunga dengan kecepatan tinggi.Sebelumnya, hasil jajak pendapatan yang dilakukan Reuters terhadap ekonom memperkirakan tingkat inflasi Februari akan mencapai 8,2%.

Meskipun inflasi keseluruhan sudah jauh di bahwa posisi bulan Oktober yang mencapai dua digit, inflasi terus meluas. Hal ini  memicu kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi sebelumnya telah merembes ke dalam ekonomi melalui apa yang disebut efek putaran kedua, membuat pertumbuhan harga semakin sulit dicabut.


Inflasi inti, tidak termasuk harga energi dan pangan, naik menjadi 5,6% dari 5,3% pada Januari. Angka ini dua kali lipat lebih dari periode yang sama tahun 2022 yang tercatat 2,7%.

ECB telah menjanjikan kenaikan suku bunga sebesar 0,5% lagi pada 16 Maret untuk melawan inflasi tetapi data yang suram telah mengalihkan perdebatan ke pertemuan berikutnya.

Kenaikan harga yang tinggi membuat sebagian pelaku pasar melihat ada kemungkinan ECB akan menaikkan suku bunga lebih dari 50 basis poin bulan ini. Masalahnya adalah inflasi yang mendasari adalah indikator utama pada daya tahan pertumbuhan harga dan kenaikannya yang membandel menunjukkan pencapaian target ECB 2% smasih jauh.

Pertumbuhan harga jasa, komponen terbesar dalam inflasi inti, meningkat menjadi 4,8% dari 4,4%, Ini meningkatkan kekhawatiran karena sektor ini sangat sensitif terhadap pertumbuhan upah dan kenaikan tersebut menunjukkan percepatan biaya tenaga kerja. Sementara itu, inflasi barang industri meningkat menjadi 6,8% dari 6,7%. Adapun tingkat harga makanan yang belum diproses melonjak menjadi 13,6% dari 11,3%.

Presiden Bundesbank Joachim Nagel telah berpendapat bahwa penurunan harga energi baru-baru ini hanya menurunkan inflasi jangka pendek dan tidak meningkatkan prospek jangka menengah, sehingga ECB mungkin perlu memilih kenaikan suku bunga besar lainnya di bulan Mei.

Kekhawatirannya telah dibagikan oleh beberapa konservatif terkemuka, termasuk anggota dewan ECB Isabel Schnabel dan kepala bank sentral Belanda Klaas Knot. Inu menunjukkan bahwa mayoritas hawkish ECB tidak akan mundur.

Editor: Dina Hutauruk