Inflasi Filipina mulai melambat di November, terendah dalam empat bulan



KONTAN.CO.ID - MANILA. Tingkat inflasi di Filipina akhirnya berhasil turun ke level terendahnya pada bulan November. Ini sekaligus menandai pencapaian terendah dalam empat bulan terakhir.

Dilansir dari Reuters, Indeks Harga Konsumen di bulan November naik 4,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilainya turun dari 4,6% yang terjadi pada bulan Oktober. Kondisi ini didorong oleh perlambatan kenaikan harga untuk indeks makanan dan minuman non-alkohol.

Angka tersebut juga berada di atas kisaran proyeksi bank sentral yang sebesar 3,3% - 4,1% untuk bulan November. Itu juga lebih tinggi dari perkiraan jajak pendapat Reuters yang ada di angka 3,9%.


Rata-rata inflasi Filipina pada Januari-November sekitar 4,5%, masih ada di luar target bank sentral tahun ini yang ada di kisaran 2% - 4%.

Bank Sentral Filipina, atau Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), telah mempertahankan tingkat fasilitas pembelian kembali dalam semalam di 2,0% sejak November tahun lalu. Pada 16 Desember nanti, BSP dijadwalkan akan meninjau pengaturan kebijakannya.

Baca Juga: Sepanjang 11 bulan pertama 2021, China impor batubara 292,32 juta ton

BSP juga telah berjanji untuk berhati-hati dengan kebijakan untuk mempertahankan kebangkitan ekonomi. Sayangnya, kebangkitan ini bisa terhambat oleh munculnya varian virus corona Omicron yang berpotensi lebih menular.

Nicholas Mapa, seorang ekonom senior di ING, menilai BSP akan tetap mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk sisa tahun 2021.

"BSP siap untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendukung pemulihan ekonomi sambil juga mewaspadai setiap risiko yang muncul terhadap tujuan harga dan stabilitasnya," ungkap Mapa.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi Filipina juga disadari oleh Emilio Neri, ekonom utama di Bank of the Philippine Islands. Menurutnya, permintaan akan terus meningkat pada 2022 mendatang.

"Dengan permintaan yang melonjak pada kuartal ini dan diperkirakan akan berlanjut pada 2022, efek putaran kedua kemungkinan akan meningkat lebih cepat," kata Neri.