Inflasi inti melambat, BI akui permintaan masih belum kuat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2021 meningkat harga (inflasi) sebesar 0,08% mom, setelah pada bulan sebelumnya mencatat penurunan harga (deflasi) 0,16% mom. 

Bank Indonesia (BI) memandang, perkembangan inflasi pada bulan laporan didorong oleh peningkatan inflasi kelompok harga bergejolak (volatile food) dan harga diatur oleh pemerintah (administered), di tengah inflasi kelompok inti yang menurun. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memerinci, kelompok inti mencatat inflasi sebesar 0,07% mom atau melambat dari inflasi inti pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,14% mom. 


“Secara umum, perlambatan inflasi inti dipengaruhi oleh pemulihan permintaan yang masih terbatas seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian delta Covid-19,” ujar Erwin dalam keterangannya, Senin (2/8). 

Baca Juga: Ekonom: PPKM Level 4 tekan permintaan masyarakat pada awal semester II

Selain itu, perlambatan inflasi inti juga dipengaruhi oleh kondisi nilai tukar yang terjaga dan seiring upaya bank sentral dalam menjaga tingkat inflasi. Berdasarkan komoditasnya, perlambatan inflasi inti terutama disumbang oleh deflasi komoditas emas perhiasan seiring penurunan harga emas global. 

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 1,40% yoy, menurun dibandingkan dengan inflasi Juni 2021 sebesar 1,49% yoy. Sementara itu, kelompok volatlie food mencatat inflasi sebesar 0,14% mom atau naik dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,23% mom. 

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas hortikultura sejalan dengan berkurangnya pasokan pada awal periode masa tanam dan kendala cuaca di beberapa wilayah sentra produksi,

Baca Juga: Menunggu kepastian status PPKM, begini proyeksi arah IHSG

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food sebesar 2,97% yoy atau naik dari inflasi pada bulan Juni 2021 yang sebesar 1,60% yoy. Lebih lanjut, kelompok administered prices pada Juli 2021 mencatat inflasi sebesar 0,05% mom, naik dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,21% mom. 

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga rokok kretek filter seiring transmisi kenaikan cukai tembakau yang berlanjut. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,61% yoy, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,49% yoy.

Ke depan, Erwin mengatakan bahwa BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik tingkat pusat dan daerah. Hal ini agar menjaga inflasi 2021 berada di kisaran sasaran 3% plus minus 1%. 

Baca Juga: BKF: Kebijakan rem pengetatan restriksi turunkan kinerja manufaktur pada Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati