Inflasi inti naik, ekonom sebut konsumsi mulai pulih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti Indonesia sebesar 0,19% pada bulan Maret 2018. Secara tahunan, inflasi tahunan sebesar 2,67%. Secara akumulasi Januari-Maret, inflasi inti Indonesia sebesar 0,76%.

Inflasi inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan harganya dipengaruhi oleh faktor fundamental, misalnya interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang; serta ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen.

Inflasi inti ini di luar barang-barang yang harganya bergejolak seperti harga makanan (volatile food) maupun barang yang harganya diatur pemerintah (administered price) seperti BBM.


Ekonom melihat, bertumbuhnya inflasi inti memperlihatkan kepercayaan konsumen mengalami pemulihan.

Pengamat Ekonomi PT Samuel Asset manajemen Lana Soelistianingsih menjelaskan, inflasi inti merupakan inflasi di luar harga bahan makanan dan energi.

Dengan itu terdapat komponen yang cukup besar kontribusinya seperti kesehatan beserta sandang sebesar 0,02%. Komponen lainnnya yakni transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,05%.

“Kalau kita lihat komponen ini kemungkinan di sandang ini sudah mulai ada perbaikan jadi orang sudah mau membeli sandang. Di mana di sandang ini seluruhnya mengalami inflasi, jadi ini sudah bisa menjadi signal yang cukup positif,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).

Selain itu, hal tersebut juga didorong oleh konsumsi masyarakat Indonesia yang mulai meningkat menjelang Ramadhan dan hari raya Lebaran.

“Jadi semua di sandang juga naik, baik sandang untuk laki-laki ataupun perempuan, anak-anak dan emas juga termasuk mengalami kenaikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia