Inflasi Inti Singapura di Mei 2022 Capai Level Tertinggi Sejak 2008



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Inflasi inti Singapura di Mei 2022 mencapai level tertinggi dalam hampir 15 tahun terakhir. Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh kenaikan harga makanan dan utilitas.

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (23/6), inflasi inti Singapura naik 3,6% yoy pada Mei. Sementara indeks harga konsumen utama, atau inflasi keseluruhan, naik menjadi 5,6% yoy di bulan yang sama.

Inflasi makanan mencapai 4,5% pada Mei, berbanding 4,1% di April. Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengatakan, hal ini didorong oleh kenaikan harga makanan yang signifikan.


Baca Juga: Harga Minyak Turun Lebih Dari 2%, Investor Mempertimbangkan Risiko Resesi

Inflasi untuk ritel dan barang-barang lainnya juga meningkat, mencapai 1,8% pada Mei dari 1,6% di April. Kenaikan ini dipicu oleh harga pakaian dan alas kaki, barang pribadi, dan produk perawatan pribadi.

Lonjakan level inflasi inti juga dipengaruhi oleh kenaikan harga listrik dan gas. Di Mei, harganya naik 19,9% dari 19,7% pada April.

MAS dan MTI melaporkan, hal itu dipicu oleh kenaikan harga rata-rata paket listrik yang ditawarkan oleh pengecer Open Electricity Market (OEM).

Di periode yang sama, inflasi jasa juga naik tipis menjadi 2,6% dibanding 2,5% di bulan sebelumnya. Penyebabnya, laju kenaikan yang lebih cepat dalam biaya pengeluaran liburan dan layanan transportasi.

Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini (23/6) Turun Lagi, Analis Peringatkan Penurunan Makin Dalam

Selebihnya, inflasi akomodasi di Mei menjadi 4% dari 3,9% pada April, dan inflasi transportasi pribadi menjadi 18,5% dari 18,3% di bulan sebelumnya.

Sebelum ini, inflasi inti tertinggi dialami Singapura pada 2008, periode di mana krisis keuangan global terjadi.

MAS dan MTI mengatakan, tekanan inflasi eksternal terus kuat di tengah kenaikan harga komoditas global. Gangguan rantai pasokan juga terus terasa akibat konflik Rusia-Ukraina dan situasi Covid-19 regional.

"Inflasi inti diperkirakan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, meskipun diperkirakan akan moderat menjelang akhir tahun karena beberapa tekanan inflasi eksternal mereda," ungkap MAS dan MTI dalam pernyataan bersama.