Inflasi inti turun, BPS: Waspada, bisa jadi indikasi pelemahan daya beli



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti pada bulan April 2020 tercatat sebesar 0,17% mom, lebih rendah dari Maret 2020 yang sebesar 0,29%. Secara tahunan, inflasi inti pada April sebesar 2,85%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pola ini merupakan pola yang tidak biasa, karena polanya menurun, apalagi pada awal bulan Ramadan. 

"Biasanya di bulan Ramadan inflasi inti meningkat, karena banyaknya permintaan barang dan jasa dari masyarakat. Pada Ramadan kali ini, malah inflasi intinya melemah. Maret kemarin bahkan sebesar 0,29% mom," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/5). 

Baca Juga: Permintaan turun akibat corona, inflasi Ramadan tahun ini terendah sejak 2004


Kinerja inflasi inti selama bulan April ditopang oleh peningkatan harga emas perhiasan yang memberi andil sebesar 0,06% serta gula pasir dengan andil 0,02%. 

Khusus untuk harga emas, komoditas ini meningkat akibat tren global, di mana investor global banyak mengalihkan investasinya ke instrumen yang dinilai lebih aman, seperti emas. 

Bahkan, BPS mencatat, dari 90 kota yang dipantau oleh BPS, sebanyak 87 kota mengalami peningkatan harga emas. Salah satu peningkatan yang tertinggi adalah harga emas di kota Semarang yang naik 16% selama bulan lalu. 

Lebih lanjut, rendahnya inflasi inti pada bulan April 2020 disebut Suhariyanto sebagai salah satu hal yang patut diwaspadai. Pasalnya, ini bisa menjadi indikasi bahwa adanya pelemahan daya beli masyarakat. Apalagi, di tengah kondisi genting menyebarnya Covid-19.

Baca Juga: BPS catat inflasi April sebesar 0,08%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi