Inflasi & isu Pilkada turut menahan penjualan ECII



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi Februari 2017 sebesar 0,23%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Februari 2015 dan Februari 2016. Kenaikan harga secara umum bisa mempengaruhi bisnis emiten peritel elektronik.

Emiten peritel elektronik PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) menyatakan, kondisi bisnis di awal tahun ini belum baik. Pemicunya antara lain inflasi, faktor cuaca dan keamanan selama pilkada. "Kami fokus pada mendatangkan trafik di toko-toko kami," ujar Wiradi, Sekretaris Perusahaan ECII, kepada KONTAN, Kamis (2/3).

ECII pun meyakini konsumen masih memiliki kemampuan belanja. Tapi konsumen dianggap masih mencemaskan sentimen negatif tadi. ECII juga akan meningkatkan efisiensi selama 2017.


Dari sisi makro, faktor ketenangan atau keamanan bisa menjadi sentimen positif bagi ECII. Manajemen juga akan mengerek kinerja dengan menggandeng mitra dan menggencarkan promosi untuk menarik minat belanja.

Pada kuartal III-2016, ECII mencatatkan pendapatan senilai Rp 1,19 triliun. Jumlah itu turun 4,03% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,24 triliun. Dari sisi , ECII masih menderita rugi Rp 14,42 miliar pada kuartal III-2016. Padahal di periode sama tahun 2015, ECII masih meraih laba Rp 9,05 miliar.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai, angka inflasi menunjukkan adanya pertumbuhan. Dengan kata lain, ada pertumbuhan daya beli. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikbottom lineat turut mempengaruhi.

"Secara umum, bukan mengkhawatirkan, karena masih terkendali. Di setiap sektor yang lain, juga mengalami peningkatan," ujar dia, kemarin.

William memprediksi pertumbuhan properti mempengaruhi keinginan orang membeli perangkat teknologi. Meski saat ini sektor properti masih melambat.Dia merekomendasikan hold saham ECII. "Likuiditasnya tidak terlalu tinggi," tutur William. Harga ECII kemarin ditutup di Rp 700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie