Inflasi jadi alasan BI tahan suku bunga tinggi



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tetap mengencangkan kebijakan suku bunganya pada level 7,5%. Menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali menjadi salah satu alasan BI belum melonggarkan kebijakan moneternya.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, adalah penting bagi Indonesia untuk menciptakan lingkungan dengan tingkat bunga yang rendah. Namun kondisi suku bunga rendah belum dapat terjadi dewasa ini.

"Tidak ada insan di Indonesia yang menghendaki tingkat bunga tinggi. Salah satu yang membuat tingkat bunga di Indoneaia tinggi adalah tingkat inflasi," ujar Agus dalam Mandiri Institute "Committed to a better Indonesia" di Jakarta, Senin (12/5).


Menurut Agus, Indonesia sejak 10 tahun lalu sudah masuk lingkungan yang jauh dan lebih baik dalam pengendalian inflasi. Hal yang kerap menjadi tekanan inflasi adalah pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang besar. Ketika harga subsidi BBM dinaikkan maka akan beri tekanan yang besar pada inflasi.

Inilah yang kemudian menyebabkan inflasi pada tahun 2013 ketika terjadi kenaikan BBM pada Juni 2013 menyentuh angka 8,38% secara year on year.

Sekarang, pada tahun 2014 inflasi sudah kembali ke jalur normal dan mudah-mudahan pada tahun ini inflasi berada pada target 4,5% plus minus satu.

Hingga sekarang ini BI menilai inflasi menjadi permasalahan yang masih perlu dikawal. "Inflasi perlu dikendalikan," tandas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan