JAKARTA. Sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi akan menginjak titik tertingginya pada bulan Juli ini. Bank Indonesia (BI) memprediksi, inflasi bulanan dapat mencapai 2,03%. “Ini sebagai dampak kenaikan harga BBM dan pola musiman Ramadhan,” ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo, pada siaran pers yang diterima KONTAN, Selasa, (2/7) malam. Setelah inflasi memuncak pada bulan Juli, kemudian akan terdapat penurunan di bulan Agustus. BI memperkirakan, inflasi Agustus akan menjadi 0,9% seiring menurunnya dampak lanjutan kenaikan harga BBM. Lalu nantinya di bulan September, inflasi akan kembali normal di bawah 0,10%. BI pun mengklaim bahwa kondisi pasar keuangan sudah kondusif. Surat Berharga Negara (SBN) dan saham yang dilepas oleh investor asing saat ini jumlahnya semakin kecil. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini pun telah terjadi net beli asing.
Inflasi Juli bisa capai titik tertinggi 2,03%
JAKARTA. Sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi akan menginjak titik tertingginya pada bulan Juli ini. Bank Indonesia (BI) memprediksi, inflasi bulanan dapat mencapai 2,03%. “Ini sebagai dampak kenaikan harga BBM dan pola musiman Ramadhan,” ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo, pada siaran pers yang diterima KONTAN, Selasa, (2/7) malam. Setelah inflasi memuncak pada bulan Juli, kemudian akan terdapat penurunan di bulan Agustus. BI memperkirakan, inflasi Agustus akan menjadi 0,9% seiring menurunnya dampak lanjutan kenaikan harga BBM. Lalu nantinya di bulan September, inflasi akan kembali normal di bawah 0,10%. BI pun mengklaim bahwa kondisi pasar keuangan sudah kondusif. Surat Berharga Negara (SBN) dan saham yang dilepas oleh investor asing saat ini jumlahnya semakin kecil. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini pun telah terjadi net beli asing.