Inflasi Juli didorong pendidikan dan makanan jadi



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, inflasi Juli 2017 yang tercatat 0,22% tersebut didorong oleh dua kelompok pengeluaran utama. Keduanya, yakni kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mencatatkan inflasi paling tinggi, yaitu sebesar 0,62% dengan andil inflasi 0,05%. Penyebab tingginya inflasi kelompok ini, yaitu "uang sekolah SD, uang sekolah SMA, dan tarif bimbingan belajar dengan andil masing-masing 0,01%," kata Suhariyanto, Selasa (1/8).

Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,57% dengan andil yang lebih besar, yaitu 0,1%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga yang cukup merata pada kelompok makanan jadi.


"Kenaikannya rendah, tetapi karena banyak seperti mie, nasi dan lauk pauk, kopi manis, rokok kretek dengan andil masing-masing 0,01%," tambah dia. Meski demikian, ia melihat besarnya andil pada kelompok ini tergolong wajar. Sebab, di Juli 2015 andil inflasi kelompok ini mencapai 0,08% dan Juli 2017 0,1%.

Sementara itu, kelompok bahan makanan, mengalami inflasi 0,21% dengan andil 0,04%. Penyebabnya, kenaikan pada komoditas ikan segar, telur ayam ras, tomat sayur, bawang merah, kacang tanah, dan jeruk. Meski di sisi lain, beberapa bahan makanan juga mengalami deflasi, seperti bawang putih, daging ayam ras, beras, dan cabai merah.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencatat inflasi rendah sebesar 0,06% dengan andil 0,02%. Hal ini lantaran tidak ada lagi pengaruh penyesuaian tarif dasar listrik.

Pihaknya mencatat, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi sebesar 0,08% dengan andil 0,01%. Ia mengatakan, deflasi tersebut karena penurunan tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api. Sementara tarif angkutan udara masih mengalami inflasi, meski rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto