Inflasi Juli diperkirakan lebih rendah, ini penyebabnya menurut ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan inflasi Juli 2019. Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi Juli 2019 akan lebih rendah dari bulan sebelumnya lantaran konsumsi masyarakat sudah kembali normal setelah lebaran.

Ekonom bank Permata Josua Pardede memproyeksi tingkat inflasi Juli secara bulanan berada pada level 0,27% (mom). Secara tahunan, inflasi diperkirakan sebesar 3,27% (yoy).  

osua menilai, melandainya inflasi Juli didorong oleh menurunnya inflasi kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food.  “Ini sejalan dengan tingkat konsumsi masyarakat yang kembali normal pasca musim Lebaran di bulan Mei-Juni kemarin,” kata Josua, Rabu (31/7). 


Menurut catatan Josua, sejumlah harga bahan makanan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Harga bawang merah, misalnya, turun 10,3% mom. Begitu juga dengan harga bawang putih yang turun 9,2% mom, daging sapi turun 1,8%, dan daging ayam turun sekitar 1%. 

Namun, harga beberapa komoditas pangan lain justru sebaliknya sehingga diproyeksi masih akan menyumbang inflasi. Harga cabai rawit secara bulanan tercatat naik hingga 37% di bulan Juli. Begitu pun dengan harga cabai merah naik 8,7% dan beras naik tipis 0,4%. 

“Kelompok pendidikan akan menyumbang inflasi inti karena biaya pendidikan dasar dan menengah di tengah tahun ajaran baru. Begitu juga dengan harga emas perhiasan yang masih naik karena demand global masih cukup tinggi,” lanjut Josua. 

Sementara, Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memprediksi tingkat inflasi bulan Juni pada level 0,3% mtm atau 3,3% yoy. “Faktor inflatour-nya adalah masih tingginya harga kelompok cabai, sedangkan deflatour-nya adalah turunnya harga tiket pesawat,” ujar Ryan, Rabu (31/7).

Pada Juni lalu, BPS mencatat inflasi bulanan mencapai 0,55% atau 3,28% secara tahunan (yoy). Inflasi inti tercatat 0,38% mom atau 3,25% yoy. Sepanjang Januari hingga Juni 2019 inflasi tercatat sebesar 2,05%.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi sepanjang tahun ini akan berada di titik tengah kisaran sasaran yang ditetapkan yakni 2,5%-4,5%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, untuk memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, termasuk mengantisipasi musim kemarau yang lebih awal dan panjang BI akan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Menurut BI, inflasi Juni 2019 yang sebesar 0,55% (month to month) atau 3,28% (year on year), tetap terjaga pada level rendah dan stabil. Inflasi Juni lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,68% 9mtm) dan 3,32% (yoy).

"Inflasi inti tetap terkendali didukung konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya," jelas Perry dalam konferensi pers Kamis (18/7).

Perry juga bilang, inflasi kelompok administered prices mencatat deflasi seiring dampak positif penyesuaian tarif angkutan udara. Sedangkan inflasi kelompok volatile food tetap terjaga sejalan dengan berakhirnya pola musiman terkait Ramadan dan Idulfitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi