Inflasi Juni diperkirakan akan lebih tinggi



JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali mencatatkan inflasi di bulan ini lantaran bertepatan dengan musim puasa dan Lebaran tahun ini. Meski demikian, laju inflasi awal bulan ini masih tercatat rendah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, berdasarkan hasil survei mingguan pada pekan pertama bulan ini, inflasi tercatat 4,17% year on year (YoY). Angka inflasi itu bahkan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,33% YoY. Adapun inflasi bulanan Mei, tercatat 0,39%.

Ia memperkirakan, kenaikan tarif listrik awal Mei lalu masih akan menjadi salah satu pendorong inflasi bulan ini. Khususnya, pada pelanggan listrik berdaya 900 volt ampere (VA) pasca bayar.

Sayangnya, dari sisi harga pangan, Agus tidak memperinci. "Tetapi kami harap ke depan akan terus terkendali dan kami sambut baik pemerintah pusat dan daerah koordinasi untuk meyakinkan harga pangan terkendali," kata Agus, Jumat (9/6).

Selain itu, adanya Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk pemerintah bekerja sama dengan Kepolisian juga diharapkan mampu meyakinkan distribusi dan ketersediaan pangan memadai untuk mencegah spekulasi harga.

Merujuk data Harga Kebutuhan Pokok Nasiobal versi Kementerian Perdagangan, selama sepekan pertama bulan ini sejumlah harga mencatatkan penurunan. Misalnya, harga cabai merah keriting menjadi Rp 26.048 per kilo gram (kg) pada tanggal 9 Juni dari sebelumnya Rp 28.419 per kg pada 1 Juni.

Pada periode itu, harga cabai merah biasa juga cenderung turun dari menjadi Rp 26.800 per kg dari sebelumnya Rp 28.614 per kg. Harga daging ayam dan telur ayam pun demikian.

Sementara harga daging sapi berada di kisaran Rp 115.600-Rp 115.800 per kg. Sedangkan harga bawang merah cenderung naik dari Rp 30.618 per kg menjadi Rp 31.690 per kg.

Ekonom Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, biasanya inflasi di musim puasa dan lebaran lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya. Ia memperkirakan inflasi Juni akan menyentuh angka 0,5% dan 4,18% YoY.

Dari sisi harga pangan, Eko melihat kebijakan penetapan harga eceran tertinggi untuk tiga komoditas, yaitu gula, minyak goreng kemasan, dan daging beku belum berhasil. Sebab, rata-rata harga nasional untuk ketiga komoditas tersebut masih lebih tinggi dari harga eceran tertinggi.

Di sisi lain, ia melihat daya beli masyarakat mengalami penurunan. Hal ini yang menyebabkan proyeksi inflasi tahunan Juni lebih rendah dari inflasi tahunan Mei lalu.

Sementara inflasi yang berasal dari transportasi diharapkan tidak terlalu tinggi karena adanya kebijakan berbagai institusi melalui mudik gratis dan biaya tol gratis.

Meski demikian, Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan tahunan Juni tahun ini lebih tinggi dari Mei 2017 dan dari Juni 2016. "Puncak inflasi diperkirakan di bulan ini dengan perkiraan 4,6%-4,7% YoY," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie