KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data inflasi Mei 2019 sebesar 0,68% secara bulanan (mom) atau 3,32% secara tahunan (yoy). Angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan pergerakan inflasi sejak awal tahun. Ekonom Asia Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan, kondisi inflasi yang cukup tinggi ini sifatnya hanya sementara saja. Kendati begitu, tetap perlu diwaspadai bila inflasi tinggi terus berlanjut. "Kalau tekanan inflasinya persisten, daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga bisa terganggu,"ujar Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/6). Menurutnya, tekanan pada bulan Juni akan sedikit reda dibanding bulan Mei. Kendati begitu, tekanan faktor musiman juga akan kembali dirasakan pada bulan Juli saat tahun ajaran baru dan Desember saat perayaan Natal dan menjelang tahun baru. "Sementara tekanan dalam enam bulan ke depan mungkin lebih banyak datang dari sisi supply," ujar Eric.
Inflasi Mei tinggi, pemerintah perlu waspadai agar inflasi tinggi tidak berlanjut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data inflasi Mei 2019 sebesar 0,68% secara bulanan (mom) atau 3,32% secara tahunan (yoy). Angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan pergerakan inflasi sejak awal tahun. Ekonom Asia Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan, kondisi inflasi yang cukup tinggi ini sifatnya hanya sementara saja. Kendati begitu, tetap perlu diwaspadai bila inflasi tinggi terus berlanjut. "Kalau tekanan inflasinya persisten, daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga bisa terganggu,"ujar Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/6). Menurutnya, tekanan pada bulan Juni akan sedikit reda dibanding bulan Mei. Kendati begitu, tekanan faktor musiman juga akan kembali dirasakan pada bulan Juli saat tahun ajaran baru dan Desember saat perayaan Natal dan menjelang tahun baru. "Sementara tekanan dalam enam bulan ke depan mungkin lebih banyak datang dari sisi supply," ujar Eric.