Inflasi membuat mata uang Asia kompak keok



SINGAPURA. Pada minggu ini, mata uang Asia terus mengalami pelemahan. Keoknya mata uang regional dipimpin oleh won Korea Selatan dan peso Filipina seiring spekulasi investor asing memindahkan dananya dari Asia akibat tingginya tingkat inflasi. Seperti yang diketahui, indeks harga konsumen di China naik 4,6% pada Desember dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut mendekati level 5,1% yang tercipta pada November lalu dan merupakan tingkat inflasi terbesar dalam dua tahun terakhir.Sementara di dalam negeri, tingkat inflasinya tumbuh paling cepat dalam 20 bulan terakhir pada Desember 2010. Selain itu, tingkat yield untuk surat utang pemerintah dengan tenor 10 tahun kemarin membumbung ke level tertinggi sejak Mei 2010. Hal itu terjadi setelah Citigroup Inc, HSBC Holdings Plc, dan PT bank Central Asia memprediksi bank sentral Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 poin tahun ini untuk mengerem laju inflasi. "Banyak yang menarik posisi karena kecemasan akan inflasi di beberapa pasar. Sejumlah investor merealisasikan keuntungan sehingga memilih keluar pada level saat ini," jelas Wai Ho Leong, regional ekonom Barclays Plc. Asal tahu saja, pada pukul 11.57 waktu Seoul, won melemah 0,7% minggu ini menjadi 1.121,75 per dollar. Sedangkan peso Filipina melemah 0,5% menjadi 44,42, baht Thailand melemah 0,5% menjadi 30,61, dan yuan China sedikit mengalami pelemahan di 6,5991. Sedangkan rupiah melemah 0,2% menjadi 9.080.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie