JAKARTA. Tingginya tingkat inflasi pada bulan Februari ini, turut mempengaruhi perolehan yield dari reksadana. Vice President Head of Investment CIMB Principal Asset Management Fadlul Imansyah mengatakan, untuk mensiasati hal tersebut, investor dapat melirik beberapa reksadana yang menanamkan investasinya di sektor saham pilihan tertentu, yang dapat selamat di tengah cekikan inflasi.Salah satu sektor saham yang dapat mendongkrak keuntungan salah satunya adalah saham sektor konstruksi. "Sektor konsumsi masih menjadi pilihan. Tapi sebetulnya saham sektor konsumsi merupakan turunan dari project infrastruktur. Sektor infrastruktur sendiri bisa berimbas ke sektor lain dan akan memiliki efek yang luar biasa," kata Fadlul di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (13/3).Lebih lanjut Fadlul memaparkan bahwa reksadana saham sektor properti merupakan salah satu produk yang mumpuni yang dapat dipilih investor sebagai investasinya. Hal ini lantaran asumsi harga saham sektor ini akan terus naik sepanjang pertumbuhan ekonomi juga terus menanjak. Tapi investor harus waspada, jika terjadi krisis maka harga saham di sektor properti juga dapat terkena imbas penurunan. Menurut Fadlul, reksadana saham sektor konstruksi, infrastruktur dan konsumsi masih dapat menjadi sektor pilihan investor."Kami berfokus pada perusahaaan dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan diuntungkan dari keadaan domestik Indonesia. Karena itu, portofolio kami akan menitikberatkan pada konstruksi, properti, semen, otomotif dan sektor perbankan," tandas Fadlul. Untuk saham pilihan, Fadlul melihat saham kontruksi seperti WIKA, ADHI, TOTL, PTPP masih dapat menjadi pilihan investor untuk berinvestasi. Untuk sektor semen, pihaknya merekomendasikan saham SMGR dan Indocement.
Inflasi naik, pilih reksadana saham konstruksi
JAKARTA. Tingginya tingkat inflasi pada bulan Februari ini, turut mempengaruhi perolehan yield dari reksadana. Vice President Head of Investment CIMB Principal Asset Management Fadlul Imansyah mengatakan, untuk mensiasati hal tersebut, investor dapat melirik beberapa reksadana yang menanamkan investasinya di sektor saham pilihan tertentu, yang dapat selamat di tengah cekikan inflasi.Salah satu sektor saham yang dapat mendongkrak keuntungan salah satunya adalah saham sektor konstruksi. "Sektor konsumsi masih menjadi pilihan. Tapi sebetulnya saham sektor konsumsi merupakan turunan dari project infrastruktur. Sektor infrastruktur sendiri bisa berimbas ke sektor lain dan akan memiliki efek yang luar biasa," kata Fadlul di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (13/3).Lebih lanjut Fadlul memaparkan bahwa reksadana saham sektor properti merupakan salah satu produk yang mumpuni yang dapat dipilih investor sebagai investasinya. Hal ini lantaran asumsi harga saham sektor ini akan terus naik sepanjang pertumbuhan ekonomi juga terus menanjak. Tapi investor harus waspada, jika terjadi krisis maka harga saham di sektor properti juga dapat terkena imbas penurunan. Menurut Fadlul, reksadana saham sektor konstruksi, infrastruktur dan konsumsi masih dapat menjadi sektor pilihan investor."Kami berfokus pada perusahaaan dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan diuntungkan dari keadaan domestik Indonesia. Karena itu, portofolio kami akan menitikberatkan pada konstruksi, properti, semen, otomotif dan sektor perbankan," tandas Fadlul. Untuk saham pilihan, Fadlul melihat saham kontruksi seperti WIKA, ADHI, TOTL, PTPP masih dapat menjadi pilihan investor untuk berinvestasi. Untuk sektor semen, pihaknya merekomendasikan saham SMGR dan Indocement.