Inflasi negara-negara lain melonjak, BI beberkan efeknya ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, beberapa negara di dunia tercatat mengalami peningkatan inflasi. Salah satu contohnya, adalah Amerika Serikat (AS).

Meski begitu, Bank Indonesia (BI) memandang bahwa peningkatan inflasi pada tahun ini hanya bersifat sementara dan akan mulai melandai pada pertengahan 2022.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, penyebab tingginya inflasi pada negara-negara lain adalah adanya kondisi mismatch antara persediaan dan permintaan serta kekurangan suplai (supply shortage) akibat lonjakan kasus Covid-19.


Dan kabar baiknya, lonjakan inflasi ini tak memberikan efek buruk terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Inflasi di sejumlah negara naik, BI beberkan sebabnya

“Ini terlihat dari imported inflation yang masih relatif kecil. Bahkan, ini juga tidak memengaruhi kondisi nilai tukar rupiah. Jadi, efeknya kecil,” ujar Dody, seperti dikutip Rabu (20/10).

Nah, berbagai cara sudah dilakukan untuk meredam tekanan inflasi global tersebut. Salah satunya dengan menekan penularan Covid-19 melalui percepatan vaksinasi secara merata di taraf global.

Kemudian, negara-negara di dunia juga sepakat untuk bekerja sama dalam mengatasi kekurangan vaksin di negara-negara berkembang atau negara miskin.

Nah dengan vaksinasi yang lebih merata ini, juga akan memberi multiplier effect berupa kondisi investasi yang pulih sehingga negara-negara bisa lebih produktif sehingga masalah suplai ini akan terselesaikan.

Baca Juga: IMF pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara di kawasan asia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto