Inflasi Nigeria Mencapai Rekor Tertinggi dalam 28 Tahun di Bulan Juni



KONTAN.CO.ID - ABUJA. Tingkat inflasi Nigeria naik ke rekor tertinggi dalam 28 tahun sebesar 34,19% secara tahunan (YoY) pada bulan Juni, menurut data resmi yang dirilis pada hari Senin (15/7).

Beberapa analis mengatakan, laju inflasi mungkin telah mencapai puncaknya karena efek devaluasi diperkirakan akan mulai memudar mulai bulan ini.

Data bulan Juni menandai kenaikan inflasi selama 19 bulan berturut-turut di negara terpadat di Afrika, naik dari 33,95% pada bulan Mei.


Baca Juga: Inflasi Nigeria Capai 33,95% di Mei, Rekor Tertinggi dalam 28 Tahun

Kenaikan ini terjadi sekitar seminggu sebelum bank sentral akan mengumumkan keputusan suku bunga lainnya, yang akan sangat diperhatikan setelah tiga kenaikan suku bunga tahun ini.

Tekanan harga didorong oleh kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Bola Tinubu, terutama dengan memangkas subsidi bahan bakar dan listrik serta mendevaluasi mata uang naira dua kali dalam setahun.

Reformasi ini telah menyakiti kaum miskin dan membuat jutaan orang menghadapi krisis biaya hidup terburuk dalam beberapa dekade.

Serikat pekerja bertemu dengan Tinubu minggu lalu untuk mendesak kenaikan upah minimum, setelah menangguhkan pemogokan tanpa batas waktu bulan lalu.

Data yang diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan, makanan dan minuman non-alkohol terus menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi di bulan Juni.

Inflasi makanan naik menjadi 40,87% dari 40,66% pada bulan sebelumnya.

Gubernur Bank Sentral Nigeria (CBN) Olayemi Cardoso mengatakan, bank akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

Baca Juga: Musik Afrika Semakin Populer dan Masuk Nominasi Grammy Berkat TikTok

David Omojomolo, ekonom Afrika di Capital Economics mengatakan, dia percaya inflasi akan segera mulai turun, kemungkinan mulai bulan Juli, dan turun di bawah 30% pada akhir tahun.

"Ini, menurut kami, akan menjadi dasar bagi CBN untuk mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat," tulisnya dalam sebuah catatan penelitian.

Pada pertemuan kebijakan moneter terakhirnya pada bulan Mei, bank sentral menaikkan suku bunga utamanya sebesar 150 basis poin menjadi 26.25%.

Keputusan suku bunga berikutnya akan diumumkan pada 23 Juli.

Editor: Yudho Winarto