JAKARTA. Menjelang Natal dan tahun baru, sejumlah harga bahan makanan cenderung naik. Kondisi ini diperkirakan akan mendorong kenaikan laju inflasi pada November 2016 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (1/12). Menurut proyeksi sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN, inflasi November akan berada pada level antara 0,3%-0,4%. Angka ini termasuk tinggi jika melihat data historis untuk tahun 2016 ini yang laju rata-rata inflasi bulanan atau month to month (mtm) sebesar 0,209%. Sedangkan laju inflasi sepanjang tahun atau year to date (ytd), hingga Oktober lalu sudah mencapai 2,09%.Bahkan, proyeksi inflasi November itu merupakan yang terbesar, jika dibandingkan dengan angka inflasi di November dalam lima tahun terakhir.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi bulanan November tahun ini sebesar 0,32% atau 3,43% YoY. Menurutnya, inflasi bulan ini lagi-lagi disebabkan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan. Josua mencatat, harga beras naik 0,19%, cabai merah keriting naik 23%, cabai merah naik 19,5%, dan bawang merah naik 14,9% dibanding bulan sebelumnya. "Kenaikan komoditas pangan khususnya bumbu karena peningkatan intensitas hujan," katanya pada KONTAN, Rabu (30/11). Sementara Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, inflasi November tahun ini sebesar 0,33% atau 3,343% YoY. Peningkatan inflasi tersebut, menurutnya, terutama disebabkan oleh tekanan harga yang terjadi pada komoditas cabai.