JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS), besok, akan mengumumkan angka inflasi bulan Oktober ini. Sejumlah ekonom memprediksi laju inflasi Oktober semakin melandai alias lebih rendah dibandingkan bulan September 2011. Pengamat ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya, A Prasetyantoko memprediksi inflasi Oktober hanya sekitar 0,1% hingga 0,2%. Lebih rendah dari Inflasi September yang sebesar 0,27% Sedangkan inflasi tahunan sampai Oktober diperkirakan sekitar 4,6% hingga 4,7%. jauh lebih rendah dari tahun lalu sebesar 5,34%.Menurut Prasetyantoko, ada beberapa faktor yang memicu penurunan inflasi Oktober.
Diantaranya tren penurunan harga pangan dan emas. Tren yang sama juga diprediksi terjadi pada bulan November, dimana harga-harga masih cenderung turun. Cuma, di bulan Desember, harga diperkirakan akan naik tapi tidak signifikan. Sebab, stok pangan dalam negeri masih ada meskipun ada efek banjir Thailand. Prasetyantoko memprediksi, laju inflasi sampai akhir tahun akan bertengger di level 4,8% sampai 4,9%. "Jadi masih tetap di bawah 5%," ujar Prasetyantoko, Minggu (30/10). Ekonom Danareksa Research Institut (DRI), Purbaya Yudhi Sadewa juga berpendapat sama. Dalam hitungannya, inflasi Oktober berada di kisaran sebesar 0,03%. "Inflasi bulanan saya prediksi cenderung
flat," ujarnya. Ia bilang, dalam waktu dekat ini tidak ada faktor musiman yang bisa memicu kenaikan inflasi. Dus, harga-harga cenderung akan stabil. Itu sebabnya, ia memprediksi inflasi di bulan November nanti masih cenderung rendah.
Inflasi akan merangkak di akhir tahun, menjelang Natal dan Tahun Baru. Sesuai siklus tahunan, angka inflasi pada akhir tahun biasanya akan sedikit terdongkrak. "Inflasi Desember selalu naik karena ada Natal dan tahun baru yang mempengaruhi daya beli masyarakat, " jelasnya Menurut Prasetyantoko, dengan inflasi Oktober yang kemungkinan kian rendah, bisa memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuannya lagi atau BI
rate dari saat ini 6,5%
. "Tapi itu masih
fifty-fifty. BI harus berpatokan pada inflasi Desember yang cenderung mengalami kenaikan karena ada faktor musiman," imbuhnya. Tapi ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti berpendapat, akan rentan apabila suku bunga acuan diturunkan lagi tahun ini. Ini karena krisis Eropa masih belum stabil, terlebih utang Italia dan Spanyol masih mengkhawatirkan. Bila BI
rate turun, risiko keluarnya dana asing cukup besar. "Kalau mau diturunkan mungkin di tahun 2012, bisa sampai ke 6%," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can