KONTAN.CO.ID - BEIJING. Inflasi produsen China mencapai level tertinggi dalam enam bulan pada bulan Juni karena harga komoditas yang terus terangkat. Kenaikan inflasi produsen ini mengancam eksportir China di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Mengutip Reuters, Selasa (10/7) data statistik resmi pemerintah China juga menyebutkan inflasi konsumen tahunan juga naik karena harga makanan naik lebih cepat. Tapi tekanan harga eceran tetap rendah, memungkinkan bank sentral untuk tetap lebih fokus pada cara-cara untuk mendukung ekonomi. AS dan China saling menjatuhkan tarif senilai US$ 34 miliar dari barang satu sama lain pekan lalu. Hal ini memicu kekhawatiran pertempuran berkepanjangan yang akan melukai investasi dan pertumbuhan global, merusak ekspor pertanian AS dan berpotensi menaikkan harga pangan di China.
Indeks harga produsen, yang merupakan ukuran profitabilitas industri, naik 4,7% lebih kuat dari perkiraan pada Juni dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 4,1% pada Mei, menurut biro statistik nasional China. Inflasi produsen China naik dalam tiga bulan berturut-turut. Sebelumnya, inflasi produsen turun pada akhir 2017. Meskipun pertumbuhan bulan ke bulan merosot menjadi 0,3% pada Juni. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, inflasi produsen Juni akan mencapai 4,5%, didukung oleh pemulihan baru-baru ini di harga komoditas global.