Inflasi Ramadan dan Lebaran 2023 Diramal Sentuh 5%



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) April diperkirakan akan menjadi puncak inflasi tahun ini, lantaran bertepatan dengan momentum Ramadan dan Idul Fitri. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, laju inflasi di bulan April bisa mencapai 1,07% month on month (mom), jauh lebih tinggi dibanding inflasi Ramadan dan Lebaran beberapa tahun terakhir. Secara tahunan, inflasi April diramal akan menyentuh level 5,1% year on year (yoy).

"Puncak konsumsi hari keagamaan jatuh pada pertengahan April dan ini dibarengi oleh pencairan THR (tunjangan hari raya)," kata Bhima kepada kontan.co.id, Senin (24/4).


Baca Juga: Porsi Asing dalam SBN Mulai Meningkat

Bhima menyebut, masyarakat yang sudah lama menahan mudik Lebaran karena pandemi, mulai membelanjakan uangnya. Baik untuk membeli tiket transportasi, makanan minuman jadi, pakaian jadi dan alas kaki. Alhasil, hampir semua komponen pengeluaran mengalami inflasi. 

Namun, "Inflasi bahan pangan yang tertinggi dengan perkiraan 5,1% yoy," tanbahnya.

Lebih lanjut menurut Bhima, selain tingginya permintaan, ada persoalan pasokan pangan yang membuat harga terpantau masih tinggi. Bahkan, inflasi yang disebabkan oleh persoalan pasokan masih akan membayangi inflasi umum paska lebaran selesai.

"Pemerintah harus lakukan intervensi. Khususnya beras, minyak goreng, daging dan cabai," tambahnya.

Baca Juga: Bursa Capres 2024 Sengit, Kadin Indonesia Bakal Sodorkan Nama-Nama Menteri Kompeten

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Mohammad Faisal meramal, inflasi April tahun ini sebesar 0,5% meski bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran. "Biasanya di bulan Lebaran inflasi lebih tinggi, tapi tahun ini inflasi lebarannya tidak sebesar tahun lalu. Jadi kira-kira inflasi bulanan di April tahun ini 0,5%," kata Faisal.

Faisal juga memperkirakan, puncak inflasi kemungkinan akan terjadi di April atau bulan Desember mendatang. Namun, inflasi sepanjang 2023 diperkirakan mencapai 3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adinda Ade Mustami