Inflasi rendah, BI rate masih riskan turun



JAKARTA. Masa puncak inflasi tahun tahunan sudah usai. Para ekonom memproyeksi, inflasi mulai September ini hingga akhir tahun ini tergolong rendah atawa di bawah target pemerintah. Dus, ada peluang bagi suku bunga acuan atau BI rate untuk turun dari level saat ini 6,75%.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada yang juga komisaris Bank Permata Tony Prasetyantono memprediksi, di bulan September, inflasi berkisar antara 0,1%-0,2%, dan year on year 4,5%. Selanjutkan pada Oktober dan November, inflasi masih di kisaran 0,2%.

Inflasi akan naik lagi di bulan Desember karena spending masyarakat dan belanja pemerintah lebih banyak di bulan Desember. Hingga akhir tahun, angka inflasi diperkirakan masih akan ada di kisaran 5%, bahkan masih bisa dibawah 5%. Target inflasi pemerintah tahun ini di APBNP 2011 5,65%.


Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan angka inflasi September akan sebesar 0,58%. Secara year on year, angka inflasi diperkirakan sebesar 4,92%. Purbaya memperkirakan hingga akhir tahun ini inflasi akan berkisar 5% - 5,5%. Bahkan, bisa sedikit di bawah 5%.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan bulan Oktober, November dan Desember merupakan bulan reda inflasi. Penurunan inflasi di tiga bulan tersebut disebabkan oleh berlanjutnya koreksi inflasi bahan makanan yaitu terpengaruh pada panen raya beras pada bulan Oktober nanti.

Destry memperkirakan inflasi year on year di Oktober 4,7%, November 4,8 % dan Desember 5,1%. Meski rendah, Destry dan ekonom BCA David Sumual tidak menyarankan BI menurunkan BI rate dalam sidangnya awal bulan ini (11/10). Dengan alasan, ekonomi global di sektor keuangan masih mengkawatirkan, jadi agak riskan jika Bank Indonesia (BI) berani menurunkan suku bunga sekarang.

Destry memperkirakan penurunan BI Rate terjadi di awal tahun 2012 sebesar 25 basis point menjadi 6,50%.

Sebelumnya, Direktur Direktor Riset Ekonomi dan Kebijakan BI Perry Warjiyo menilai BI memiliki ruang untuk menurunkan BI rate karena inflasi yang masih rendah dan pelambatan ekonomi global yang memicu pelambatan ekonomi Indonesia sehingga BI rate berpotensi turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini