JAKARTA. Setelah inflasi Juli 2011 tidak sampai menembus level 1%, para ekonom memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate di bulan Agustus tidak berubah alias tetap seperti saat ini di level 6,75%. Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Research Institut, memperkirakan, BI rate Agustus tetap berada di level 6,75% bahkan sampai akhir tahun. "Inflasi kemungkinan rendah sampai akhir tahun sehingga BI rate akan tetap," ujarnya, kemarin (1/8). Purbaya berpendapat, meskipun inflasi di Agustus diperkirakan akan tinggi akibat Lebaran, namun secara tahunan inflasi masih terkendali. Dengan begitu, BI hanya punya sedikit alasan untuk menaikkan BI rate.
Eric Alexander, ekonom Standar Chartered Indonesia, dan David Sumual, pengamat ekonomi sepakat kalau suku bunga acuan BI bakal bertahan di posisi 6,75% sampai akhir tahun ini. Inflasi yang masih tergolong rendah menjadi salah satu faktor yang menjadi sebab. Meski begitu, kata David, penentuannya akan terjadi pada inflasi bulan Agustus ini. Jika pemerintah mampu mengendalikan harga pangan tidak melonjak, maka sampai akhir tahun, inflasi bisa di bawah target pemerintah sebesar 5,65%. "Inflasi yang rendah di bulan Juli membuat sektor usaha yang terkait dengan suku bunga seperti properti sangat positif," ulasnya. Optimistis rendah Sekadar catatan, kemarin (1/8), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juli 2011 sebesar 0,67% atau sedikit naik ketimbang inflasi Juni 2011 yang sebesar 0,55%. Namun inflasi selama Juli ini lebih rendah dari Juli tahun lalu yang mencapai 1,57%. Sedangkan inflasi tahunan sampai bulan Juli mencapai 4,61%, jauh lebih rendah dari tahun lalu sebesar 6,22%. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari - Juli 2011) tercatat sebesar 1,74%. "Secara year on year, inflasi masih sangat rendah di bawah 5%," kata Kepala BPS Rusman Heriawan. Ia menambahkan, pada Juli 2011 ini inflasi inti tercatat sebesar 0,42%, jauh lebih rendah ketimbang inflasi umumnya. Sedangkan secara year on year inflasi inti tercatat 4,55%. Inflasi inti tersebut turun dibanding posisi bulan sebelumnya yang sebesar 4,63%. "Yang menarik adalah year on year inflasi umum dan year on year inflasi inti angkanya hampir sama," jelas Rusman. Rusman bilang, beberapa komoditas yang menyumbang terbesar pada inflasi Juli antara lain beras yang mengkontribusi 0,22%, daging ayam ras 0,13%, telur ayam ras 0,13% dan emas perhiasan sebesar 0,03%.
Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara dan uang sekolah memasuki tahun ajaran baru masing-masing berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,02% dan 0,06%. Beberapa komoditas bahan pokok yang mengalami penurunan harga, sehingga menyumbang deflasi. Antara lain bawang putih yang turun 0,08%, minyak goreng, dan cabe rawit. Deflasi bawang putih ini diduga akibat impor bawang putih. Rusman optimistis target inflasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 sebesar 5,65% bisa tercapai. "Selama tidak ada kenaikan harga BBM, inflasi akan sesuai target," imbuh dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie