Inflasi rendah karena permintaan turun, BI perlu pangkas bunga lagi 25 bps



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Mei 2020 sebesar 0,07% dan inflasi sepanjang Januari-Mei 2020 sebesar 0,90%. Sedangkan inflasi tahunan sebesar 2,19%.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah  mengatakan, walau inflasi yang cukup rendah, namun Bank Indonesia (BI) masih perlu menurunkan suku bunga acuan pada bulan Juni 2020.

Menurut Pieter, inflasi yang lebih rendah pada bulan Mei 2010 disebabkan karena menurunnya permintaan di tengah pembatasan aktivitas ekonomi akibat wabah corona (Covid-19).


Baca Juga: Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut

Penurunan permintaanakan menyebabkan pertumbuhan konsumsi yang melambat. Oleh sebab itu, apabila penurunan permintaan ini tidak direspons secara tepat maka pertumbuhan ekonomi akan terpangkas signifikan.

Nah, kata Pieter, salah satu respons yang diharapkan adalah pelonggaran moneter baik berupa penurunan suku bunga atau injeksi likuiditas ke perekonomian.

“Inflasi yang rendah bisa menjadi petunjuk bahwa bank sentral tidak perlu khawatir akan terjadinya hiper inflasi apabila dilakukan penciptaan uang baru dalam rangka mendukung stimulus fiskal,” ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Ia berharap, BI juga dapat memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis point (bps) pada bulan Juni 2020.

Baca Juga: Meski berbunga 1,5%, bank tak bergegas tingkatkan GWM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat