Inflasi rendah menyudutkan euro di hadapan dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar AS yang masuk dalam tren tertekan karena pandangan dovish Federal Reserve mengenai tingkat suku bunga, sempat membawa EUR/USD menguat, hingga akhirnya, Jumat (18/7) aksi profit taking terjadi dan EUR/USD berbalik melemah. 

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (19/7), EUR/USD ditutup turun 0,50% ke 1,1221. 

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan EUR/USD sempat bergerak menguat karena dollar AS yang tertekan. Kamis (18/7), kembali muncul komentar dari Pejabat The Fed yang mengatakan The Fed harus segera menurunkan suku bunga acuannya. 


Namun, aksi profit taking juga mewarnai perdagangan EUR/USD sehingga euro berbalik melemah. "Melemah dari sisi teknikal karena pelaku pasar melakukan aksi profit taking meski sebenarnya dollar AS saat ini masih cenderung tertekan," kata Deddy, Jumat (18/7). 

Untuk perdagangan, Senin (22/7), Deddy memproyeksikan EUR/USD masih melanjutkan pelemahan karena fundamental kawasan Eropa yang memburuk. Mata uang euro masih dibayangi tekanan pelonggaran kebijakan moneter European Central Bank (ECB). 

"Di September 2019 ada potensi ECB memangkas suku bunga 10 basis point," kata Deddy. Hal ini membuat pelaku pasar tidak bisa menahan diri cukup lama untuk mengoleksi euro. Selain itu, data inflasi Jerman yang turun 0,4% di periode Juli membuat peluang pemangkasan suku bunga euro menjadi semakin terbuka.

Sehingga untuk perdagangan di awal pekan, Deddy memproyeksikan EUR/USD masih cenderung melemah dan belum ada katalis positif yang membantu. Secara teknikal EUR/USD berada di bawah MA 50,100, dan 200 atau bergerak cenderung melemah. RSI berada di area 48 berpotensi melemah. Stochastic berada di area 58 berarti memiliki peluang menguat. MACD di area negatif. 

Deddy merekomendasikan sell untuk EUR/USD di rentang support 1,11510-1,11770 -1,12260 dan resistance di 1,13020-1,13280-1,13780 pada Senin (22/7). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati