KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Tingkat inflasi ritel India naik pada Juni 2024 karena kenaikan harga pangan. Kenaikan inflasi ini merupakan yang pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Mengutip
Reuters, Jumat (12/7) data pemerintah menunjukkan, inflasi ritel tahunan di bulan Juni tercatat sebesar 5,08%, naik dari 4,75% di bulan Mei. Ekonom yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan inflasi sebesar 4,80%.
Harga pangan, yang menyumbang hampir separuh inflasi ritel, naik 9,36% pada Juni secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan 8,69% di bulan Mei. Harga pangan telah meningkat lebih dari 8% secara tahunan sejak November 2023. Harga sayuran naik 29,32% di bulan Juni dibandingkan 27,33% di bulan sebelumnya, karena panas ekstrem dan banjir besar di negara bagian India utara mengganggu produksi pertanian.
Baca Juga: India June Inflation Likely to be Close to 5%, Central Bank Governor Says “Dampak gelombang panas terlihat pada sayuran… Produk-produk ini akan terus mengalami inflasi yang tinggi,” kata Madan Sabnavis, ekonom di Bank of Baroda. "Inflasi pedesaan yang lebih tinggi ditambah dengan harga pangan menjadi penyebab kekhawatiran baik bagi pertumbuhan konsumsi maupun investasi," kata Devendra Pant, ekonom di India Ratings. Untuk bulan Juni, inflasi di pedesaan sebesar 5,66% dibandingkan dengan 4,39% di daerah perkotaan, menurut data pemerintah. Laju inflasi serealia sebesar 8,75% pada bulan Juni dibandingkan 8,69% pada bulan sebelumnya, sedangkan inflasi palawija menurun menjadi 16,07% dari 17,14%. Inflasi inti, yang tidak mencakup harga pangan dan energi yang berfluktuasi, terus berada di kisaran 3% dan diperkirakan antara 3,08% dan 3,14% di bulan Juni dari 3,12% di bulan Mei, menurut tiga ekonom. Pemerintah India tidak merilis data inflasi inti.
Baca Juga: Harga Kopi Robusta Melonjak ke Rekor Tertinggi karena Pasokan Mengetat Tingginya harga pangan telah menyebabkan Reserve Bank of India (RBI) mempertahankan suku bunga utama pada level 6,50% selama delapan pertemuan berturut-turut. Gubernur RBI Shaktikanta Das pada hari Kamis mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan perubahan sikap kebijakan moneter sampai inflasi mendekati target bank sentral sebesar 4%. “Setiap tindakan suku bunga hanya dapat dipertimbangkan pada bulan Oktober, dan akan sangat bergantung pada data,” kata Sabnavis.
Editor: Herlina Kartika Dewi