Inflasi September Diramal Meroket, Ekonom: Pemerintah Perlu Jaga Kebutuhan Pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom kompak memperkirakan inflasi pada September 2022 akan meroket. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar (BBM) belum lama ini.

Sebagai informasi, Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,21% secara bulanan (MtM) dan secara tahunan (YoY) tembus 4,69% pada Agustus 2022.

Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual meramal, inflasi pada September 2022 akan sebesar 1,26% MtM. Sedangkan secara tahunan diramal akan mencapai 6,05%. Angka ini menjulang sangat tinggi jika dibandingkan dengan catatan inflasi di bulan lalu.


Baca Juga: Didorong Kenaikan Harga BBM, Sejumlah Ekonom Prediksi Inflasi September Lebih Tinggi

David mengungkapkan, meroketnya inflasi pada September 2022 didorong oleh inflasi transportasi efek kenaikan harga BBM. Untuk diketahui, indeks harga konsumen (IHK) kelompok pengeluaran transportasi berada di angka 109,99 pada Agustus 2022 atau mengalami deflasi 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya.

Hanya saja, jika dibandingkan dengan Agustus 2021, IHK kelompok pengeluaran transportasi mencatatkan inflasi sebesar 6,62% YoY.

"Faktor pendorong adalah kenaikan inflasi transportasi akibat kenaikan harga BBM," ujar David kepada Kontan.co.id, Minggu (2/10)

Untuk itu, selain memberlakukan kebijakan moneter yang lebih ketat, David menyarankan pemerintah untuk terus memantau dan mengantisipasi ketersediaan produk terutama bahan pangan di pasar-pasar. Untuk itu, identifikasi daerah-daerah yang surplus dan defisit bahan pangan tertentu bisa dilakukan untuk menjamin pasokan bahan pangan.

Sementara itu, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memperkirakan inflasi IHK pada September 2022 akan mencapai 1,45% MtM dan secara tahunan mencapai 6,25% YoY.

Menurut Eko, melonjaknya inflasi pada September 2022 dikarenakan adanya penyesuaian harga BBM yang merambat kepada kenaikan ongkos transportasi dan juga kenaikan harga pangan. Oleh karena itu, Ia meminta pemerintah untuk melakukan upaya antisipasi agar inflasi tidak melambung lebih tinggi lagi sampai di akhir tahun nanti.

Baca Juga: BI Ramal Inflasi September Bakal Menyentuh 1,1% Secara Bulanan

"Pemerintah perlu fokus ke ketersediaan barang, khususnya bahan makanan jelang Natal dan Tahun Baru di mana biasanya permintaan masyarakat meningkat," ujar Eko kepada Kontan.co.id, Minggu (2/10).

Senada dengan David dan Eko, Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas Luthfi Ridho mengatakan bahwa pemerintah menjaga ketersediaan bahan pangan di dalam negeri dan menjaga stabilitas harga tersebut di sisa kuartal IV tahun ini. Pasalnya, Ia memperkirakan inflasi di September 2022 sebesar 1,1% MtM dan secara tahunan mencapai 5,9% yoy yang didorong oleh kenaikan harga BBM dan ongkos transportasi.

"Menurut saya yang krusial itu harga pangan, terutama harga beras. Saat ini saya punya masih 6,7% (inflasi akhir tahun)," ujar Luthfi kepada Kontan.co.id, Senin (2/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .